Sleman (Antaranews Jogja) - Warga di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendengar suara gemuruh erupsi Gunung Merapi pada Jumat sekitar pukul 08.20 WIB cukup keras.
"Suara gemuruh sangat keras yang disertai dengan getaran yang sangat terasa," kata Rony Arya warga Kecamatan Turi, Sleman.
Menurut dia, setelah mendengar suara gemuruh dan terasa getaran dirinya bersama dengan anggota keluarga yang lain langsung berlari keluar rumah.
"Kami langsung lari keluar rumah, karena suara dan getarannya yang cukup keras," katanya.
Hal sama dikatakan Romula Triatun Handayani, warga Selomartani, Kalasan, Sleman yang mengaku mendengar suara gemuruh dan getaran yang cukup keras.
"Padahal jarak rumah kami dengan Gunung Merapi lebih dari 15 kilometer, tetapi suara gemuruh dan getaran terasa sampai di sini," katanya.
Ia mengatakan, saat itu dirinya sedang melakukan aktivitas rumah seperti biasanya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang cukup keras.
"Saya pastikan kalau itu suara Merapi, saya langsung ke luar rumah dan melihat ke utara ternyata benar terlihat kepulan asap pekat seperti `wedhus gembel` dari puncak Merapi. Cuaca kebetulan agak cerah sehingga sehingga sangat terlihat," katanya.
Sedangkan Dedy Kristanto warga Donoharjo, Ngaglik, Sleman mengaku mendengar suara gemuruh yang cukup keras dari arah Gunung Merapi.
"Saya langsung membawa dua anak saya berlari keluar rumah, dan benar dari puncak Merapi terlihat kepulan asap tebal dan pekat," katanya.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi, PVMBG Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi merilis telah terjadi erupsi Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 01 Juni 2018 pukul 08:20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ? 6.000 m di atas puncak (? 8.968 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 77 mm dan durasi ? 2 menit.
Karena ketinggian kolom erupsi melebihi 6000 m di atas permukaan laut maka VONA telah dikeluarkan dengan kode warna RED. Kode warna VONA dapat berubah sesuai dengan kondisi terkini.
Saat ini Gunung Merapi berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi diantaranya kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.?
Radius 3 km dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelad sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.
Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G.Merapi saat ini.
"Suara gemuruh sangat keras yang disertai dengan getaran yang sangat terasa," kata Rony Arya warga Kecamatan Turi, Sleman.
Menurut dia, setelah mendengar suara gemuruh dan terasa getaran dirinya bersama dengan anggota keluarga yang lain langsung berlari keluar rumah.
"Kami langsung lari keluar rumah, karena suara dan getarannya yang cukup keras," katanya.
Hal sama dikatakan Romula Triatun Handayani, warga Selomartani, Kalasan, Sleman yang mengaku mendengar suara gemuruh dan getaran yang cukup keras.
"Padahal jarak rumah kami dengan Gunung Merapi lebih dari 15 kilometer, tetapi suara gemuruh dan getaran terasa sampai di sini," katanya.
Ia mengatakan, saat itu dirinya sedang melakukan aktivitas rumah seperti biasanya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang cukup keras.
"Saya pastikan kalau itu suara Merapi, saya langsung ke luar rumah dan melihat ke utara ternyata benar terlihat kepulan asap pekat seperti `wedhus gembel` dari puncak Merapi. Cuaca kebetulan agak cerah sehingga sehingga sangat terlihat," katanya.
Sedangkan Dedy Kristanto warga Donoharjo, Ngaglik, Sleman mengaku mendengar suara gemuruh yang cukup keras dari arah Gunung Merapi.
"Saya langsung membawa dua anak saya berlari keluar rumah, dan benar dari puncak Merapi terlihat kepulan asap tebal dan pekat," katanya.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi, PVMBG Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi merilis telah terjadi erupsi Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 01 Juni 2018 pukul 08:20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ? 6.000 m di atas puncak (? 8.968 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 77 mm dan durasi ? 2 menit.
Karena ketinggian kolom erupsi melebihi 6000 m di atas permukaan laut maka VONA telah dikeluarkan dengan kode warna RED. Kode warna VONA dapat berubah sesuai dengan kondisi terkini.
Saat ini Gunung Merapi berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi diantaranya kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.?
Radius 3 km dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelad sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.
Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G.Merapi saat ini.