Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diharapkan pengembangan pariwisata mengarah industri dengan membuka keran investor dari luar atau menumpukan pariwisata berbasis masyarakat.
       
CEO Gunung Kidul Journey Asmono Wikan di Gunung Kidul, Selasa, menyampaikan, pengembangan pariwisata Gunung Kidul harus jelas arah kebijakannya, mau kearah industrialisasi atau berbasis masyarakat.
     
"Keduanya tidak masalah, asal profesional dalam pengelolaan. Selain itu harus untuk kepentingan masyarakat," katanya.
     
Dia mengatakan sebagai penghasil pariwisata informasi khususnya internet dan media sosial mendorong munculnya destinasi-destinasi wisata baru di berbagai daerah di Indonesia. Lewat internet, kawasan yang mulanya tidak terekspos secara cepat dikenal oleh masyarakat sebagai tujuan wisata baru. Kabupaten Gunung Kidul salah satunya.
       
Daerah yang mulanya lebih sering lekat dikenal dengan daerahtandus dan gersang kini menjelma menjadi daerah tujuan wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta. 
       
Asmono Hal itu terbukti dengan meningkatnya pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2017, sektor pariwisata menyumbang pendapatan daerah Gunung Kidul sebesar 38 milyar rupiah. Angka tersebut sangat berpotensi untuk terus ditingkatkan.
     
"Longstay dibahas tadi, sebenarnya tidak masalah jika wisatawan hanya sehari tinggal disini. Terpenting mereka belanja disini, kuliner, oleh-oleh yang lain. Daripada lama tinggal panjang namun, tidak membeli apa-apa," katanya.
     
Bupati Gunung Kidu Badingah mengungkapkan Gunung Kidul saat ini pariwisata memang tengah berkembangan dengan pesat. "Dapat kita nikmati perkembangan pariwisata itu jika ditata secara terarah sistematis dan berkelanjutan. Perkembangan pariwisata berpengaruh pula pada sektor lain seperti peternakan, pertanian, industri kecil, dan berbagai sektor lainnya," katanya.
     
Dia mengatakan pemerintah terus berupaya agar masyarakat dalam pelaksanaan tidak menutup perkembangan pariwisata industrialisasi seperti profesionalisme.
     
"Masyarakat dapat diberdayakan menjadi pelaku wisata yang profesional bergerak dinamis," katanya. 

Pewarta : Sutarmi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024