Jakarta (Antaranews Jogja) - Facebook mengklaim telah membuat kemajuan stabil dalam dua tahun terakhir pada pencegahan gangguan terhadap pesta demokrasi atau pemilu di sebuah negara, setelah media sosial ini membentuk tim perang untuk menangkal penyebaran konten-konten berpotensi berbahaya.
Bagian atau ruang khusus untuk menangani gangguan-gangguan pemilu via layanan Facebook yang berada di Menlo Park, California ini dibentuk pada September lalu, jelang pemilihan umum Brasil dan Amerika Serikat.
Ketika semua berada di tempat yang sama, tim dapat membuat keputusan yang cepat, segera beraksi terhadap ancaman apa pun yang diidentifikasi oleh sistem, yang bisa mengurangi penyebaran konten yang berpotensi berbahaya, kata Direktur Manajemen Produk Facebook, Samidh Chakrabarti dalam pernyataannya, dikutip Minggu.
Tim yang dibentuk Facebook ini beranggotakan lebih dari dua lusin ahli, termasuk intelijen, ahli ilmu data, rekayasa perangkat lunak, tim peneliti, dan tim hukum.
"Dasbor kami menawarkan pemantauan real time pada isu-isu kunci pemilu, seperti upaya mencegah orang memilih, peningkatan spam, potensi gangguan asing, atau laporan mengenai konten yang melanggar kebijakan kami," katanya.
Tim ini juga memantau liputan berita dan kegiatan yang terkait dengan pemilu di jejaring sosial dan media tradisional lainnya.
"Upaya ini memberi kita pandangan kolektif dan membantu melacak jenis konten apa yang dapat menjadi viral," kata Chakrabarti.
Upaya Facebook ini sangat membantu selama putaran pertama pemilihan presiden Brasil. Facebook berhasil mendeteksi posting palsu yang mengklaim bahwa hari pemilihan telah diundur dari 7 Oktober menjadi 8 Oktober karena protes nasional.
"Kami dengan cepat mendeteksi masalah, menetapkan bahwa posting itu melanggar kebijakan kami, dan menghapusnya dalam waktu kurang dari satu jam. Dan dalam dua jam, kami telah menghapus versi lain dari posting berita palsu yang sama," jelas Chakrabarti.
Dengan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (AI) sekarang Facebook bisa memblokir atau menonaktifkan akun palsu -- yang menjadi penyebab begitu banyak akar masalah - dengan lebih efektif.
Bagian atau ruang khusus untuk menangani gangguan-gangguan pemilu via layanan Facebook yang berada di Menlo Park, California ini dibentuk pada September lalu, jelang pemilihan umum Brasil dan Amerika Serikat.
Ketika semua berada di tempat yang sama, tim dapat membuat keputusan yang cepat, segera beraksi terhadap ancaman apa pun yang diidentifikasi oleh sistem, yang bisa mengurangi penyebaran konten yang berpotensi berbahaya, kata Direktur Manajemen Produk Facebook, Samidh Chakrabarti dalam pernyataannya, dikutip Minggu.
Tim yang dibentuk Facebook ini beranggotakan lebih dari dua lusin ahli, termasuk intelijen, ahli ilmu data, rekayasa perangkat lunak, tim peneliti, dan tim hukum.
"Dasbor kami menawarkan pemantauan real time pada isu-isu kunci pemilu, seperti upaya mencegah orang memilih, peningkatan spam, potensi gangguan asing, atau laporan mengenai konten yang melanggar kebijakan kami," katanya.
Tim ini juga memantau liputan berita dan kegiatan yang terkait dengan pemilu di jejaring sosial dan media tradisional lainnya.
"Upaya ini memberi kita pandangan kolektif dan membantu melacak jenis konten apa yang dapat menjadi viral," kata Chakrabarti.
Upaya Facebook ini sangat membantu selama putaran pertama pemilihan presiden Brasil. Facebook berhasil mendeteksi posting palsu yang mengklaim bahwa hari pemilihan telah diundur dari 7 Oktober menjadi 8 Oktober karena protes nasional.
"Kami dengan cepat mendeteksi masalah, menetapkan bahwa posting itu melanggar kebijakan kami, dan menghapusnya dalam waktu kurang dari satu jam. Dan dalam dua jam, kami telah menghapus versi lain dari posting berita palsu yang sama," jelas Chakrabarti.
Dengan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (AI) sekarang Facebook bisa memblokir atau menonaktifkan akun palsu -- yang menjadi penyebab begitu banyak akar masalah - dengan lebih efektif.