Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Lima gunungan yang berisi aneka hasil bumi akan diarak oleh para abdi dalem dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam acara Grebeg Maulid pada Rabu (21/11).
Kepala Bidang Humas Dinas Komunikasi dan Informatika DIY Iswantoro di Yogyakarta, Senin, mengatakan lima gunungan yang terdiri atas Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Pawuhan, Gunungan Dharat, dan Gunungan Gepak akan diarak oleh para bergada mulai pukul 10.00 WIB.
"Masing-masing akan diarak menuju tiga lokasi yakni menuju Masjid Gedhe Kauman, Halaman Kantor Kepatihan, dan Puro Pakualaman ," kata Iswantoro.
Menurut dia, selain dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, lima gunungan dikeluarkan Keraton Yogyakarta sebagai pertanda puncak acara Sekaten yang telah berlangsung sejak 2 November 2018.
"Acara Grebeg Maulud juga digelar sebagai wujud rasa syukur Keraton Yogyakarta serta simbol kemaslahatan antara raja dan rakyatnya atau masyarakat Yogyakarta dengan pemimpinnya," kata dia.
Iswantoro meyakini acara ritual budaya yang digelar setiap tahun itu akan mampu meningkatkan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tentu acara ini akan menjadi ikon di DIY karena yang datang dalam acara itu kan bukan hanya dari Yogyakarta tetapi dari luar Yogyakarta, bahkan dari mancanegara," kata dia.
Kepala Bidang Humas Dinas Komunikasi dan Informatika DIY Iswantoro di Yogyakarta, Senin, mengatakan lima gunungan yang terdiri atas Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Pawuhan, Gunungan Dharat, dan Gunungan Gepak akan diarak oleh para bergada mulai pukul 10.00 WIB.
"Masing-masing akan diarak menuju tiga lokasi yakni menuju Masjid Gedhe Kauman, Halaman Kantor Kepatihan, dan Puro Pakualaman ," kata Iswantoro.
Menurut dia, selain dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, lima gunungan dikeluarkan Keraton Yogyakarta sebagai pertanda puncak acara Sekaten yang telah berlangsung sejak 2 November 2018.
"Acara Grebeg Maulud juga digelar sebagai wujud rasa syukur Keraton Yogyakarta serta simbol kemaslahatan antara raja dan rakyatnya atau masyarakat Yogyakarta dengan pemimpinnya," kata dia.
Iswantoro meyakini acara ritual budaya yang digelar setiap tahun itu akan mampu meningkatkan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tentu acara ini akan menjadi ikon di DIY karena yang datang dalam acara itu kan bukan hanya dari Yogyakarta tetapi dari luar Yogyakarta, bahkan dari mancanegara," kata dia.