Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Proses pembuangan sampah dari Kota Yogyakarta ke Tempat Pembuangan Akhir Piyungan kembali terhambat setelah alat berat di tempat pembuangan tersebut rusak.
“Kerusakan alat berat terjadi pada Minggu (9/12), namun dampaknya masih tersisa sampai sekarang meskipun truk yang mengangkut sampah sudah mulai bisa beroperasi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin.
Menurut Suyana, truk pengangkut sampah dari Kota Yogyakarta terpaksa harus mengantre menunggu giliran untuk membongkar muatan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuang sampah menjadi semakin lama.
“Jika biasanya dalam waktu satu jam sudah bisa kembali ke Yogyakarta untuk mengangkut sampah, maka sekarang membutuhkan waktu lebih lama karena mengantre giliran di TPA Piyungan,” katanya.
Antrean untuk membongkar sampah di TPA Piyungan tersebut, lanjut Suyana berpotensi untuk menambah tumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS).
Oleh karena itu, Suyana mengimbau agar masyarakat Kota Yogyakarta dapat mengurangi semaksimal mungkin volume sampah yang dibuang ke TPS.
“Usahakan, melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga sehingga sampah yang dibuang ke TPS adalah sampah yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan kembali,” katanya.
Di Kota Yogyakarta terdapat sekitar 140 tempat pembuangan sementara dan 12 depo sampah. Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta biasanya mengangkut sampah dari TPS dan depo setiap pagi dan sore hari untuk dibuang ke TPA Piyungan.
Rusaknya alat berat di TPA Piyungan juga pernah terjadi pada pertengahan Agustus, sehingga menyebabkan seluruh TPS di Kota Yogyakarta penuh dengan sampah bahkan seluruh truk juga dipenuhi sampah.
Rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan dari Kota Yogyakarta sekitar 250 ton per hari. “Sampai saat ini, Kota Yogyakarta sudah mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sekitar 17,4 persen. Harapannya, hingga akhir tahun bisa mencapai 18 persen atau sesuai target pengurangan sampah yang ditetapkan dalam Kebijakan dan Strategi Daerah tentang Pengelolaan Sampah,” katanya.
DLH Kota Yogyakarta memperkirakan, potensi timbulan sampah di Kota Yogyakarta mencapai 135.214 ton per tahun pada 2018 dan ditargetkan berkurang sebesar 24.339 ton per tahun. Target pengurangan sampah terus ditingkatkan dan diharapkan pada 2025 bisa berkurang 30 persen.
“Kerusakan alat berat terjadi pada Minggu (9/12), namun dampaknya masih tersisa sampai sekarang meskipun truk yang mengangkut sampah sudah mulai bisa beroperasi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin.
Menurut Suyana, truk pengangkut sampah dari Kota Yogyakarta terpaksa harus mengantre menunggu giliran untuk membongkar muatan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuang sampah menjadi semakin lama.
“Jika biasanya dalam waktu satu jam sudah bisa kembali ke Yogyakarta untuk mengangkut sampah, maka sekarang membutuhkan waktu lebih lama karena mengantre giliran di TPA Piyungan,” katanya.
Antrean untuk membongkar sampah di TPA Piyungan tersebut, lanjut Suyana berpotensi untuk menambah tumpukan sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS).
Oleh karena itu, Suyana mengimbau agar masyarakat Kota Yogyakarta dapat mengurangi semaksimal mungkin volume sampah yang dibuang ke TPS.
“Usahakan, melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga sehingga sampah yang dibuang ke TPS adalah sampah yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan kembali,” katanya.
Di Kota Yogyakarta terdapat sekitar 140 tempat pembuangan sementara dan 12 depo sampah. Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta biasanya mengangkut sampah dari TPS dan depo setiap pagi dan sore hari untuk dibuang ke TPA Piyungan.
Rusaknya alat berat di TPA Piyungan juga pernah terjadi pada pertengahan Agustus, sehingga menyebabkan seluruh TPS di Kota Yogyakarta penuh dengan sampah bahkan seluruh truk juga dipenuhi sampah.
Rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan dari Kota Yogyakarta sekitar 250 ton per hari. “Sampai saat ini, Kota Yogyakarta sudah mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sekitar 17,4 persen. Harapannya, hingga akhir tahun bisa mencapai 18 persen atau sesuai target pengurangan sampah yang ditetapkan dalam Kebijakan dan Strategi Daerah tentang Pengelolaan Sampah,” katanya.
DLH Kota Yogyakarta memperkirakan, potensi timbulan sampah di Kota Yogyakarta mencapai 135.214 ton per tahun pada 2018 dan ditargetkan berkurang sebesar 24.339 ton per tahun. Target pengurangan sampah terus ditingkatkan dan diharapkan pada 2025 bisa berkurang 30 persen.