Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan menggelar bazaar untuk membantu pelaku usaha kecil mikro di wilayah dalam memperoleh pasar agar produk yang dihasilkan semakin dikenal luas oleh masyarakat.

“Selama ini, masih ada ‘missing link’ antara produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha kecil mikro (UKM) dengan pemasaran. Oleh karena itu, pemerintah berupaya agar pelaku usaha kecil mikro ini bisa memperoleh akses ke pemasaran dengan melakukan bazaar,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka Festival Kuliner dan Kerajinan di Kampung Wisata Sosromenduran Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah merencanakan untuk menggelar bazaar sebanyak tiga hingga empat kali pada tahun ini yang ditujukan sebagai ajang bagi pelaku UKM untuk memperkenalkan produk mereka.

Bazaar pun tidak hanya akan dilakukan dalam waktu singkat, tetapi dimungkinkan digelar selama sekitar lima hari hingga satu pekan. “Nantinya, pelaku UKM baik dari kuliner atau kerajinan dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk mengenalkan produk dan memperoleh pembeli lebih luas,” katanya

Heroe mengatakan, pelaku UKM sudah mampu memproduksi barang secara rutin hanya saja produk tersebut baru sebatas dinikmati oleh warga di lingkungan tempat tinggalnya atau di sekolah yang ada di wilayah tersebut.

Jika pelaku UKM memiliki pasar yang lebih luas, Heroe berharap, pendapatan yang diperoleh pelaku usaha pun akan meningkat sehingga pendapatan yang diperoleh tidak hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga untuk mengembangkan usahanya.

Ia berharap, pelaku UKM di wilayah setidaknya dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat dibanding pendapatan yang sudah mereka peroleh sekarang sehingga usahanya bisa semakin berkembang dengan pesat.

“Tujuannya pasar produk UKM ini tidak hanya masyarakat sekitar tetapi wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta. Jumlah wisatawan yang datang akan semakin banyak,” katanya.

Sedangkan untuk aplikasi milik Pemerintah Kota Yogyakarta yang ditujukan membantu pemasaran produk UKM secara daring, yaitu “Dodolan” masih dalam tahap uji coba. ”Kami juga mendorong pelaku usaha untuk memasarkan produknya melalui aplikasi lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Maryustion Tonang mengatakan kegiatan festival tersebut ditujukan untuk mengangkat kegiatan ekonomi, sosial sekaligus komunikasi antar warga serta menegaskan bahwa Kampung Sosromenduran adalah salah satu dari 17 kampung wisata di Kota Yogyakarta.

“Masing-masing kampung wisata memiliki produk utama yang perlu dipromosikan, dipublikasikan dan dipromosikan. Dari kegiatan ini, maka kami mendorong setiap kampung wisata untuk bisa mengembangkan produk unik dari wilayah masing-masing,” katanya.

Dinas Pariwisata, lanjut Maryustion, juga berencana mengintegrasikan promosi kampung wisata dengan paket wisata lain yang sudah terbentuk. “Harapannya, kampung wisata pun berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” katanya.

Festival kuliner dan kerajinan tersebut diikuti 20 anjungan yang terdiri dari tujuh anjungan kerajinan dan 13 anjungan kuliner. Panitia pun melibatkan warga miskin yang masuk dalam program keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial (KSJPS) dalam festival tersebut.


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024