Jakarta (ANTARA) - Aktris muda Tissa Biani mengaku buru-buru pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan pengambilan gambar film "Anak Garuda" di Eropa beberapa waktu lalu.
"Yang lain pada extend ke Amsterdam, tapi aku pulang karena kangen makanan Indonesia," ujar Tissa usai konferensi pers "Anak Garuda", Jakarta, Kamis.
Aktris 17 tahun itu merindukan makanan seperti rendang dan mi goreng Jawa selama menghabiskan waktu berhari-hari di beberapa kota di Eropa, salah satunya Paris.
Untuk mengobati rasa rindu, dia membawa bekal seperti abon sapi agar lidahnya bisa mencicipi cita rasa khas Indonesia.
Tissa berperan sebagai Sayidah dalam film "Anak Garuda" yang disutradarai Faozan Rizal dan diproduseri aktor Verdi Solaiman.
Film yang skenarionya ditulis oleh Alim Sudio itu mengangkat kisah inspiratif tujuh alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).
Semua karakter yang diangkat dalam film adalah tokoh nyata dari sekolah gratis di Batu, Malang, Jawa Timur itu.
Sayidah adalah anak piatu yang berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan sekolah sebelum melanjutkan pendidikan di Sekolah SPI. Kini dia menjadi pemimpin di SMA SPI.
"Kak Say (Sayidah) menginspirasi banget. Terlepas dari latar belakangnya, mereka tetap kuat dan optimistis menjalani hidup, aku jadi bersyukur ada di proyek ini," tutur aktris yang baru meluncurkan single "Cinta Tak Bersyarat".
Pemenang Penghargaan Khusus Piala Citra untuk Anak-Anak itu mengatakan dirinya merasa menemukan rumah baru dan kehangatan saat pertama kali berkunjung ke Sekolah SPI.
Kehangatan itu juga dia temui bersama para pemeran lain, seperti Violla Georgie, Ajil Ditto, Clairine Clay, Geraldy Polisar, Rania Putrisari dan Rebecca Klopper yang kompak sejak awal.
"Semoga film ini bisa menginspirasi dan rasa yang ingin disampaikan sampai ke penonton."
Setelah film "Makmum", ini adalah kali kedua Tissa berakting sebagai perempuan berkerudung. Dia mengaku mendapat banyak pertanyaan seputar keinginan untuk berkerudung dalam kehidupan sehari-hari di luar tuntutan peran.
"Pasti ada (keinginan), rezekiku dapat peran berhijab terus, mungkin itu jalan dari Allah. Doain saja ada hidayah," tutup dia.
"Yang lain pada extend ke Amsterdam, tapi aku pulang karena kangen makanan Indonesia," ujar Tissa usai konferensi pers "Anak Garuda", Jakarta, Kamis.
Aktris 17 tahun itu merindukan makanan seperti rendang dan mi goreng Jawa selama menghabiskan waktu berhari-hari di beberapa kota di Eropa, salah satunya Paris.
Untuk mengobati rasa rindu, dia membawa bekal seperti abon sapi agar lidahnya bisa mencicipi cita rasa khas Indonesia.
Tissa berperan sebagai Sayidah dalam film "Anak Garuda" yang disutradarai Faozan Rizal dan diproduseri aktor Verdi Solaiman.
Film yang skenarionya ditulis oleh Alim Sudio itu mengangkat kisah inspiratif tujuh alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).
Semua karakter yang diangkat dalam film adalah tokoh nyata dari sekolah gratis di Batu, Malang, Jawa Timur itu.
Sayidah adalah anak piatu yang berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan sekolah sebelum melanjutkan pendidikan di Sekolah SPI. Kini dia menjadi pemimpin di SMA SPI.
"Kak Say (Sayidah) menginspirasi banget. Terlepas dari latar belakangnya, mereka tetap kuat dan optimistis menjalani hidup, aku jadi bersyukur ada di proyek ini," tutur aktris yang baru meluncurkan single "Cinta Tak Bersyarat".
Pemenang Penghargaan Khusus Piala Citra untuk Anak-Anak itu mengatakan dirinya merasa menemukan rumah baru dan kehangatan saat pertama kali berkunjung ke Sekolah SPI.
Kehangatan itu juga dia temui bersama para pemeran lain, seperti Violla Georgie, Ajil Ditto, Clairine Clay, Geraldy Polisar, Rania Putrisari dan Rebecca Klopper yang kompak sejak awal.
"Semoga film ini bisa menginspirasi dan rasa yang ingin disampaikan sampai ke penonton."
Setelah film "Makmum", ini adalah kali kedua Tissa berakting sebagai perempuan berkerudung. Dia mengaku mendapat banyak pertanyaan seputar keinginan untuk berkerudung dalam kehidupan sehari-hari di luar tuntutan peran.
"Pasti ada (keinginan), rezekiku dapat peran berhijab terus, mungkin itu jalan dari Allah. Doain saja ada hidayah," tutup dia.