Kulon Progo (ANTARA) - Seekor penyu kembaki terdampar dan ditemukan dalam kondisi mati di Desa Karangwuni, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis.
Penemuan ini menambah daftar kasus serupa di Kulon Progo. Sebelumnya bangkai penyu berjenis belimbing ditemukan membusuk di Pantai Imongrenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, pada Rabu (14/8).
Sepekan sebelumnya, di Muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Minggu (4/8) juga ditemukan satwa itu terdampar. Kurang dari dua pekan, tepatnya pada Senin (12/8) penemuan yang sama di timur Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Congot.
"Temuan penyu mati tadi pagi oleh warga. Kemudian, kami laporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan. Penyu yang terdampar juga sudah dikubur supaya tidak menimbulkan bau tidak sedap," kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo Aris Widiatmoko di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan temuan ini menjadi yang kedua terjadi di kawasan pesisir Desa Karangwuni, Kecamatan Wates. Penemuan serupa sebelumnya pernah terjadi puluhan tahun silam.
"Akhir-akhir ini ada fenomena penyu terdampar dalam kondisi mati di perairan selatan Kulon Progo. Hal ini perlu ada perhatian dan tindakan serius dari semua pihak terkait," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini otoritas terkait belum bisa memastikan penyebab kematian sejumlah penyu tersebut. Namun menurut Dokter Hewan BKSDA DIY, Yunitita Sari kematian penyu bisa disebabkan oleh sejumlah hal. Bisa karena faktor usia sehingga penyu rentan kena penyakit, atau bisa juga karena cuaca yang tidak bersahabat.
"Sekarang kan iklimnya sedang dingin jadi bisa mempengaruhi kehidupan penyu," katanya,
Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sugiharto mengatakan temuan bangkai penyu di Desa Karangwuni langsung dikuburkan sekitar 50 meter dari lokasi penemuan.
Dari hasil pantauan di lapangan, berat penyu diperkirakan mencapai 100 kg, diameter 50 cm dengan panjang hampir 100 cm. Hampir seluruh sisik di tubuh penyu nahas itu mengelupas.
DKP Kulonprogo, kata Sugiharto, telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY untuk mengetahui penyebab matinya penyu tersebut.
"Temuan penyu mati ini menjadi perhatian bersama. Kami akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengidentifikasi penyebab kematian penyu," katanya.
Penemuan ini menambah daftar kasus serupa di Kulon Progo. Sebelumnya bangkai penyu berjenis belimbing ditemukan membusuk di Pantai Imongrenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, pada Rabu (14/8).
Sepekan sebelumnya, di Muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Minggu (4/8) juga ditemukan satwa itu terdampar. Kurang dari dua pekan, tepatnya pada Senin (12/8) penemuan yang sama di timur Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Congot.
"Temuan penyu mati tadi pagi oleh warga. Kemudian, kami laporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan. Penyu yang terdampar juga sudah dikubur supaya tidak menimbulkan bau tidak sedap," kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo Aris Widiatmoko di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan temuan ini menjadi yang kedua terjadi di kawasan pesisir Desa Karangwuni, Kecamatan Wates. Penemuan serupa sebelumnya pernah terjadi puluhan tahun silam.
"Akhir-akhir ini ada fenomena penyu terdampar dalam kondisi mati di perairan selatan Kulon Progo. Hal ini perlu ada perhatian dan tindakan serius dari semua pihak terkait," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini otoritas terkait belum bisa memastikan penyebab kematian sejumlah penyu tersebut. Namun menurut Dokter Hewan BKSDA DIY, Yunitita Sari kematian penyu bisa disebabkan oleh sejumlah hal. Bisa karena faktor usia sehingga penyu rentan kena penyakit, atau bisa juga karena cuaca yang tidak bersahabat.
"Sekarang kan iklimnya sedang dingin jadi bisa mempengaruhi kehidupan penyu," katanya,
Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sugiharto mengatakan temuan bangkai penyu di Desa Karangwuni langsung dikuburkan sekitar 50 meter dari lokasi penemuan.
Dari hasil pantauan di lapangan, berat penyu diperkirakan mencapai 100 kg, diameter 50 cm dengan panjang hampir 100 cm. Hampir seluruh sisik di tubuh penyu nahas itu mengelupas.
DKP Kulonprogo, kata Sugiharto, telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY untuk mengetahui penyebab matinya penyu tersebut.
"Temuan penyu mati ini menjadi perhatian bersama. Kami akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengidentifikasi penyebab kematian penyu," katanya.