Yogyakarta (ANTARA) - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengakui pada tahun ini pihaknya tidak menganggarkan penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten yang bisanya digelar bersamaan Hajad Dalem Sekaten di Alun-alun Utara, Yogyakarta.
"Tahun ini kami tidak menganggarkan," kata Haryadi seusai menemui Gubernur DIY Sultan HB X di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.
Sesuai tahapannya, kata dia, biasanya penganggaran dilakukan beberapa bulan sebelum Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) digelar. Setelah dianggarkan, Pemkot Yogyakarta kemudian mengajukan peminjaman lokasi di Alun-alun Utara kepada Keraton Yogyakarta.
"Biasanya anggarannya Rp1,5 sampai Rp2 miliar untuk penataan tempat sampai pengisian acara," kata politisi Partai Golkar itu.
Menurut Haryadi, peniadaan anggaran PMPS pada tahun ini berdasarkan keputusan bahwa penyelenggaraan PMPS akan dilakukan setiap tahun genap atau dua tahun sekali.
Ia juga menampik bahwa kekhawatiran rusaknya rumput di Alun-alun Utara menjadi alasan peniadaan PMPS. Meski demikian, menurut dia, perubahan agenda pasar malam itu telah melalui sejumlah kajian.
"Tidak bukan itu (kerusakan rumput Alun-alun Utara)," kata dia.
Kendati tidak diadakan tahun ini, Haryadi menjamin keberadaan PMPS akan terus dipertahankan. Keberadaan PMPS juga tidak perlu dikahwatirkan akan menghilangkan esensi makna dari Hajad Dalem Sekaten yang telah berusia ratusan tahun.
"Aspek religinya, aspek ekonominya di Pasar Malam Sekaten kan juga ada seperti jual telur merah. (Sedangkan) Sekaten ya tetap Sekaten," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X lebih dulu menegaskan bahwa prosesi Hajad Dalem Sekaten 2019 tidak diikuti dan diramaikan dengan pasar malam. PMPS yang biasanya berlokasi di Alun-alun Utara itu baru akan digelar kembali pada tahun depan. "Tahun depan, kesepakatan kita keramaian itu (PMPS) dua tahun sekali," kata Raja Keraton Ngayogyakarta itu.
Tradisi sekaten setiap tahun diawali dengan prosesi Miyos Gangsa, Kondur Gangsa, dan puncaknya adalah Garebeg Mulud. Ketiga prosesi itu pada tahun ini akan digelar 1,9 dan 10 November 2019. Di sela kegiatah itu, tahun ini Keraton Yogyakara juga akan menggelar pameran budaya pada 1-9 November yang ditujukan untuk memperkuat akar tradisi.
"Tahun ini kami tidak menganggarkan," kata Haryadi seusai menemui Gubernur DIY Sultan HB X di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.
Sesuai tahapannya, kata dia, biasanya penganggaran dilakukan beberapa bulan sebelum Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) digelar. Setelah dianggarkan, Pemkot Yogyakarta kemudian mengajukan peminjaman lokasi di Alun-alun Utara kepada Keraton Yogyakarta.
"Biasanya anggarannya Rp1,5 sampai Rp2 miliar untuk penataan tempat sampai pengisian acara," kata politisi Partai Golkar itu.
Menurut Haryadi, peniadaan anggaran PMPS pada tahun ini berdasarkan keputusan bahwa penyelenggaraan PMPS akan dilakukan setiap tahun genap atau dua tahun sekali.
Ia juga menampik bahwa kekhawatiran rusaknya rumput di Alun-alun Utara menjadi alasan peniadaan PMPS. Meski demikian, menurut dia, perubahan agenda pasar malam itu telah melalui sejumlah kajian.
"Tidak bukan itu (kerusakan rumput Alun-alun Utara)," kata dia.
Kendati tidak diadakan tahun ini, Haryadi menjamin keberadaan PMPS akan terus dipertahankan. Keberadaan PMPS juga tidak perlu dikahwatirkan akan menghilangkan esensi makna dari Hajad Dalem Sekaten yang telah berusia ratusan tahun.
"Aspek religinya, aspek ekonominya di Pasar Malam Sekaten kan juga ada seperti jual telur merah. (Sedangkan) Sekaten ya tetap Sekaten," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X lebih dulu menegaskan bahwa prosesi Hajad Dalem Sekaten 2019 tidak diikuti dan diramaikan dengan pasar malam. PMPS yang biasanya berlokasi di Alun-alun Utara itu baru akan digelar kembali pada tahun depan. "Tahun depan, kesepakatan kita keramaian itu (PMPS) dua tahun sekali," kata Raja Keraton Ngayogyakarta itu.
Tradisi sekaten setiap tahun diawali dengan prosesi Miyos Gangsa, Kondur Gangsa, dan puncaknya adalah Garebeg Mulud. Ketiga prosesi itu pada tahun ini akan digelar 1,9 dan 10 November 2019. Di sela kegiatah itu, tahun ini Keraton Yogyakara juga akan menggelar pameran budaya pada 1-9 November yang ditujukan untuk memperkuat akar tradisi.