Yogyakarta (ANTARA) - Sekitar 40 arsip foto perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-200 Kota Yogyakarta yang disimpan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta dipamerkan di Perpustakaan Alternatif Yogyakarta (Pevita) untuk memeriahkan HUT ke-263 Yogyakarta tahun ini.

"Kami sengaja memilih arsip perayaan ulang tahun ke-200 Kota Yogyakarta karena foto-foto yang ditampilkan sangat menarik. Angka 200 pun cukup spesial sehingga kami memilih arsip tersebut untuk dipamerkan,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, foto perayaan ulang tahun ke-200 Kota Yogyakarta tahun 1956 cukup menarik karena perayaan ulang tahun kala itu tidak hanya dimeriahkan oleh warga Kota Yogyakarta saja, tetapi juga dihadiri utusan dari luar negeri.

Selain itu, lanjut Wahyu, berdasarkan arsip foto tersebut juga diketahui bahwa Balai Kota Yogyakarta pernah berada di kompleks Puro Pakualaman. “Kebanyakan, warga hanya mengetahui jika kompleks Balai Kota Yogyakarta hanya pernah berada di Ndalem Ngabean saja,” katanya.

Wahyu berharap, pameran arsip foto tersebut dapat menambah kesadaran untuk mengelola arsip dengan baik.

“Oleh karenanya, kami menggandeng Dinas Pendidikan yang mengajak siswa SD dan SMP untuk datang ke pameran dan memperoleh informasi terkait pengelolaan arsip yang baik,” katanya.

Arsip tertua yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta adalah arsip 1918, pada masa penjajahan Belanda.

“Banyak arsip yang kondisinya sudah tidak baik. Tetapi, kami memiliki unit untuk merestorasi arsip. Setiap bulan, pasti ada arsip yang diperbaiki agar kondisinya tetap terjaga,” katanya.

Selain memamerkan puluhan foto, pada pameran untuk perayaan HUT Yogyakarta juga ditampilkan inovasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yaitu Monika atau mobil internet kewilayahan, Lestari atau Lesehan Literasi Jogja Istimewa, dan Belinda atau Blind Corner untuk Anda.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap pameran tersebut ramai dikunjungi warga untuk menambah informasi dan pengetahuan.

“Arsip bukan hanya sekadar dokumen, tetapi arsip sangat penting sebagai referensi bagi pemerintah dalam mengambil atau menentukan kebijakan,” katanya.

Ia juga berharap pameran serupa dapat digelar pada akhir tahun sehingga keberadaan arsip tentang sejarah Kota Yogyakarta tidak hanya diketahui oleh masyarakat Yogyakarta saja tetapi juga masyarakat Indonesia.

“Pameran bisa digelar untuk mengisi libur panjang sehingga arsip tentang sejarah Kota Yogyakarta dapat diketahui lebih luas oleh masyarakat,” katanya.
 


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024