Moskow (ANTARA) - Rusia, Senin, menuding oposisi Bolivia memicu gelombang kekerasan di negara Amerika Selatan itu.

Rusia melihat bahwa upaya Pemerintah Bolivia, untuk mendorong agar dialog tercipta, telah dikalahkan oleh upaya kudeta.

Presiden Bolivia Evo Morales pada Minggu menyatakan mundur dari jabatannya guna meredakan kekerasan yang telah mendera negara itu sejak pemilihan berakhir dengan sengketa.

Pada saat yang sama, Morales memicu kekhawatiran --bahwa kekerasan akan bertambah parah-- dengan mengatakan bahwa ia adalah korban "kudeta" dan terancam ditangkap.

Dalam pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan khawatir melihat keadaan di Bolivia. Karena itu, Kemlu Rusia mengimbau semua kekuatan politik di negara itu untuk menggunakan akal sehat dan bertindak dengan penuh tanggung jawab.

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Tia Mutiasari
Editor : Luqman Hakim
Copyright © ANTARA 2024