Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lajiyo Yok Mulyono meminta pemerintah setempat kembali memfokuskan pengembangan Kawasan Industri Sentolo supaya banyak perusahaan padat karya masuk di wilayah ini.
Lajiyo Yok Mulyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan selama ini Pemkab Kulon Progo hanya fokus pada pembangunan megaproyek, mulai dari Pelabuhan Tanjung Adikarto, pabrik pasir besi, jalan jalur lintas selatan, dan Bandara Internasional Yogyakarta, sehingga mengesampingkan pengembangan industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
"Saat ini, Kawasan Industri Sentolo tidak mendapat perhatian khusus, dan terkesan diabaikan," kata Lajiyo Yok Mulyono.
Menurut dia, Kawasan Industri Sentolo diharapkan dapat menumbuhkan perusahaan-perusahaan padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan dan menggerakkan perekonomian di sekitar pabrik.
Ia mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta memang sangat penting untuk pembangunan ekonomi jangka panjang, tapi masyarakat Kulon Progo juga membutuhkan lapangan pekerjaan.
Menurut dia, tidak semua bisa masuk menjadi tenaga kerja megaproyek tersebut. Yang bisa masuk hanya mereka yang memiliki kualifikasi khusus dalam megaproyek. Berbeda dengan pabrik berbasis padat karya, yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
"Salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat yakni membuka seluas-luasnya kesempatan untuk investasi berbasis padat karya," katanya.
Untuk itu, Lajiyo Yok Mulyono meminta Pemkab Kulon Progo proaktif ke Kementerian Perindustrian supaya membantu membawa investor ke wilayah ini.
"Jangan malu atau gengsi meminta bantuan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian," katanya.
Ia juga meminta pemkab mempermudah perizinan masuk investor, khususnya investasi padat karya.
"Pemkab harus memfasilitasi investor. Jangan ragu memberikan kemudahan bagi investor yang siap membangun pabrik padat karya," kata politisi Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan IV Sentolo dan Nanggulan ini.
Sebelumya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan kawasan peruntukan industri yakni Kecamatan Sentolo, sebagian Nanggulan dan Lendah.
"Peruntukan kawasan industri tidak menutup kemungkinan untuk perkembangan sektor lain. Hal terpenting adalah komunikasi dengan dinas terkait," katanya.
Ia mengatakan Perda RTRW akan direvisi, tapi secara substansi peruntukan kawasan tidak berubah. "Hal ini sebagai bentuk perlindungan usaha di Kulon Progo," katanya.
Lajiyo Yok Mulyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan selama ini Pemkab Kulon Progo hanya fokus pada pembangunan megaproyek, mulai dari Pelabuhan Tanjung Adikarto, pabrik pasir besi, jalan jalur lintas selatan, dan Bandara Internasional Yogyakarta, sehingga mengesampingkan pengembangan industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
"Saat ini, Kawasan Industri Sentolo tidak mendapat perhatian khusus, dan terkesan diabaikan," kata Lajiyo Yok Mulyono.
Menurut dia, Kawasan Industri Sentolo diharapkan dapat menumbuhkan perusahaan-perusahaan padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan dan menggerakkan perekonomian di sekitar pabrik.
Ia mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta memang sangat penting untuk pembangunan ekonomi jangka panjang, tapi masyarakat Kulon Progo juga membutuhkan lapangan pekerjaan.
Menurut dia, tidak semua bisa masuk menjadi tenaga kerja megaproyek tersebut. Yang bisa masuk hanya mereka yang memiliki kualifikasi khusus dalam megaproyek. Berbeda dengan pabrik berbasis padat karya, yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
"Salah satu cara untuk mengurangi pengangguran dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat yakni membuka seluas-luasnya kesempatan untuk investasi berbasis padat karya," katanya.
Untuk itu, Lajiyo Yok Mulyono meminta Pemkab Kulon Progo proaktif ke Kementerian Perindustrian supaya membantu membawa investor ke wilayah ini.
"Jangan malu atau gengsi meminta bantuan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian," katanya.
Ia juga meminta pemkab mempermudah perizinan masuk investor, khususnya investasi padat karya.
"Pemkab harus memfasilitasi investor. Jangan ragu memberikan kemudahan bagi investor yang siap membangun pabrik padat karya," kata politisi Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan IV Sentolo dan Nanggulan ini.
Sebelumya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan kawasan peruntukan industri yakni Kecamatan Sentolo, sebagian Nanggulan dan Lendah.
"Peruntukan kawasan industri tidak menutup kemungkinan untuk perkembangan sektor lain. Hal terpenting adalah komunikasi dengan dinas terkait," katanya.
Ia mengatakan Perda RTRW akan direvisi, tapi secara substansi peruntukan kawasan tidak berubah. "Hal ini sebagai bentuk perlindungan usaha di Kulon Progo," katanya.