Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya upaya menjaga kelestarian lingkungan dengan berbagai upaya seperti reboisasi guna mencegah terjadinya bencana alam dan mendukung terciptanya permukiman yang baik bagi masyarakat.

Presiden di Taman Nasional Gunung (TNG) Merapi, Jurang Jero, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, menanam pohon bersama masyarakat, untuk merehabilitasi hutan dan lahan di sekitar kawasan Gunung Merapi tersebut.

Kawasan lereng Gunung Merapi, ucap Presiden, akan menjadi pendukung bagi daerah-daerah permukiman yang terletak di bawahnya, apabila dikelola dan dikonservasi dengan baik.

Untuk itu, ujar Presiden, perlu kerja sama antara berbagai pihak untuk mengembalikan dan menjaga kelestarian lingkungan di kawasan tersebut.

"Saya kira kita ingin memulai hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem flora dan fauna, penanaman kembali, dan reboisasi di kawasan-kawasan yang sering banjir atau longsor," ujar Presiden seperti dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.



Di sekitar kawasan TNG Merapi terdapat 30 desa penyangga yang dihuni oleh kurang lebih 107.448 jiwa.

Presiden menanam pohon pulai atau alstonia scholaris setinggi tiga meter dalam kegiatan itu. Bersamaan dengan itu, masyarakat setempat juga menanam pohon yang sama di sekitar lokasi.

Tinjau kebun bibit 

Sebelumnya, Kepala Negara terlebih dahulu meninjau kebun bibit desa yang dibangun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama masyarakat setempat di wilayah TNG Merapi. Kebun bibit desa ini menjadi salah satu pendukung bagi upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Taman Nasional Gunung Merapi.

Di kebun bibit desa tersebut, Presiden melihat banyak bibit tanaman yang tersedia. Sebagian besar bahkan memiliki nilai ekonomi yang tinggi yang tentunya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar apabila dibudidayakan. Presiden Joko Widodo menanam pohon pulai di kawasan Jurang Jero Taman Nasional Gunung Merapi. (ANTARA/Heru Suyitno)



"Yang kita tanam di sini ada petai, ada fungsi hijaunya tetapi ada fungsi ekonominya juga. Ini jambu kristal, ada fungsi hijau dan fungsi ekonominya untuk rakyat. Nah, ini durian yang saya senang. Pohonnya senang, duriannya juga senang," kata Presiden menunjuk satu per satu bibit tanaman di sekitarnya.

Selain itu, ada pula bibit tanaman vetiver yang dalam beberapa waktu belakangan sering disinggung oleh Presiden. Kepala Negara meminta vetiver atau akar wangi ditanam di wilayah yang memiliki potensi bencana banjir dan longsor.

Vetiver diketahui memiliki kemampuan untuk menahan gempuran aliran hujan deras dan menjaga kestabilan tanah sehingga mencegah tanah longsor dan erosi.

"Akarnya 3-4 meter sehingga memperkuat tanah-tanah di kemiringan. Kita punya stok 50 juta bibit vetiver seperti ini yang akan terus kita bawa ke daerah-daerah yang sering longsor. Ini juga untuk di hulu dari waduk-waduk sehingga sedimen tidak masuk ke waduk," ucapnya.

Hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024