Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta akan melakukan penanganan sementara terhadap talut di Sungai Winongo di Kelurahan Pringgokusuman yang ambrol usai terjadi hujan lebat pada Rabu (11/3).

“Untuk saat ini, dilakukan penanganan sementara agar kerusakan tidak semakin meluas sembari kami berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO),” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Hari Setya Wacana di Yogyakarta, Kamis.

Talut yang ambrol di Sungai Winongo tersebut memiliki tinggi sekitar 20 meter dan panjang sekitar 10 meter. Kerusakan talut juga menyebabkan kerusakan bagian belakang rumah milik Suradiah (75) yang dibangun di atas talut serta merusak outfall dan saluran drainase yang ada di dekatnya.

Hari menyebut, kerusakan talut di Pringgokusuman tersebut sebenarnya sudah diketahui sejak Februari dan masuk dalam salah satu perencanaan penanganan fisik di DPUPKP Kota Yogyakarta. Namun, talut sudah terlebih dulu longsor saat terjadi hujan lebat.

“Kami akan revisi perencanaan kegiatan fisiknya. Tidak hanya untuk perbaikan dinding talut yang ambrol saja tetapi juga untuk perbaikan ‘outfall’ dan saluran drainase. Akan kami mulai dari saluran drainase terlebih dulu sehingga aliran air akan lebih terarah,” katanya.

Meskipun demikian, Hari memperkirakan, biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki talut di Pringgokusuman cukup besar karena bidang kerusakan luas dengan kondisi tebing yang curam.

Kerusakan talut juga terjadi di Sungai Buntung yang berada di Kelurahan Kricak. Kerusakan talut di lokasi tersebut sudah terjadi cukup lama dan semakin bertambah parah akibat hujan yang mengguyur Yogyakarta pada Rabu (11/3).

DPUPKP Kota Yogyakarta mengatakan, perbaikan talut di lokasi tersebut juga sudah masuk dalam perencanaan namun kerusakan kini semakin luas. “Penanganan juga dilakukan sementara terlebih dulu,” katanya.

Sedangkan untuk kerusakan talut Sungai Manunggal di Klitren, lanjut Hari, akan dilakukan sembari melakukan penataan tepi sungai dengan program M3K yaitu “mundur munggah madep kali” atau memundurkan, menaikkan dan menghadapkan rumah ke sungai.

“Program M3K di lokasi tersebut memang belum selesai karena dilakukan bertahap menyesuaikan alokasi anggaran. Tahun ini akan diselesaikan. Paket pekerjaan juga baru masuk lelang,” kata Hari yang menyebut lokasi tepi sungai akan dibuatkan jalan lingkungan dan sanitasi.

Infrastruktur yang juga ikut terdampak akibat hujan lebat adalah jalan yang berlubang. “Biasanya terjadi di sekitar saluran limbah yang meluap. Kami berkoordinasi dengan Pemerintah DIY yang menangani limbah. Kami pun siap jika harus melakukan pengaspalan ulang,” katanya.


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024