Bantul (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Yogyakarta menghentikan operasi pencarian terhadap Aleena Nu'ma Syahda (4) korban tenggelam di Sungai Mbelik, Wonokromo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (14/12).
Kepala Kantor Basarnas Yogyakarta Kamal Riswandi dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat, mengatakan operasi pencarian anak tenggelam di Sungai Mbelik, sudah dimulai sejak pascakejadian pada Sabtu (14/12), namun hingga hari ketujuh atau Jumat (20/12) korban belum ditemukan oleh tim SAR gabungan.
"Sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, operasi SAR dilaksanakan selama tujuh hari, dan apabila selama tujuh hari korban belum ditemukan, operasi SAR akan dihentikan atau ditutup secara resmi," katanya.
Menurut dia, proses penutupan operasi SAR terhadap korban kecelakaan sungai tersebut diawali dengan evaluasi tim SAR gabungan, koordinasi dengan pihak keluarga korban serta perangkat kewilayahan setempat.
"Kami tetap berkoordinasi dengan semua unsur SAR gabungan termasuk dengan keluarga korban, apabila keluarga korban sudah mengikhlaskan dan atas kesepakatan semua pihak maka operasi SAR dihentikan atau ditutup secara resmi," katanya.
Meskipun operasi SAR telah dihentikan atau ditutup, kata dia, Basarnas akan terus berkoordinasi dengan semua unsur potensi SAR dan masyarakat sekitar lokasi kejadian apabila di kemudian hari muncul tanda-tanda korban, maka operasi pencarian dapat dibuka kembali.
Menurut dia, sebelumnya segala upaya tim SAR gabungan sudah dilakukan, bahkan area pencarian diperluas dan metode pencarian sudah dilakukan mulai dari pencarian visual dengan penyisiran sepanjang tepi sungai dan penyisiran menggunakan perahu karet.
"Pencarian juga menggunakan drone untuk pantauan dari udara dan drone kapal yang mampu melihat kondisi di dalam air. Untuk personel gabungan sejak hari pertama pencarian hingga hari ini berjumlah sekitar 100 personel," katanya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat pada musim hujan ini agar mengurangi aktivitas di sekitar sungai, mengingat curah hujan di seluruh wilayah DIY cukup tinggi.
"Selain itu, orang tua agar memberikan pengawasan yang ekstra kepada putra-putrinya, dan melarang untuk tidak bermain di sungai agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya.