Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memastikan alat pelindung diri yang dibutuhkan tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan agar terlindungi dari potensi paparan virus corona saat melayani pasien tersedia dalam jumlah yang cukup.

“Sudah ada yang didistribusikan dan masih ada persediaan di gudang farmasi. Kami pun rutin melakukan pemesanan tiap dua pekan sekali,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, proses pengadaan alat pelindung diri tidak lagi sesulit saat wabah COVID-19 mulai merebak di Indonesia sehingga persediaan yang dimiliki pun bisa stabil dan diharapkan tidak ada kekurangan alat pelindung diri bagi tenaga medis.

Baca juga: Tagana Kota Yogyakarta buka dapur umum penuhi kebutuhan warga di karantina

Alat pelindung diri seperti masker medis, baju hazmat atau coverall, masker N95 dan face shield didistribusikan sesuai kebutuhan fasilitas layanan kesehatan di Kota Yogyakarta seperti puskesmas dan rumah sakit.

Tri mencontohkan, jumlah masker bedah yang sudah didistribusikan ke tiap puskesmas mencapai sekitar 7.500 lembar dan 15.000 lembar untuk RS Pratama. Di Kota Yogyakarta terdapat 18 puskesmas.

Baca juga: Pemda DIY diminta buat protap di tempat keramaian cegah COVID-19

Sedangkan di gudang farmasi, jumlah persediaan masker bedah tercatat masih cukup banyak yaitu sekitar 88.450 lembar.

Begitu juga untuk coverall sudah didistribusikan sekitar 170 buah per puskesmas dan masih tersisa sebanyak 1.130 baju di gudang. Sedangkan untuk N95 masih ada sebanyak 772 buah dan tiap puskesmas sudah terdistribusi sekitar 100 buah.

“Kami juga akan memberikan bantuan berupa alat pelindung diri untuk PMI Kota Yogyakarta karena petugas di sana juga ikut membantu penanganan dan terkadang melakukan kontak langsung sehingga membutuhkan perlindungan,” katanya.

Berdasarkan data di laman corona.jogjakota.go.id, hingga Minggu (26/4) pukul 16.00 WIB masih ada tujuh warga positif COVID-19, lima sudah dinyatakan sembuh, dan satu meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak sembilan orang.
 


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024