Yogyakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta berharap seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan infeksi virus corona dapat menambah kamar isolasi.
“Kami sedang mencoba menegosiasikan dengan seluruh rumah sakit rujukan untuk membuka kamar isolasi tambahan. Ini sebagai antisipasi jika sebaran kasus COVID-19 semakin meluas dengan adanya klaster-klaster baru,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerasi di Yogyakarta, Sabtu.
Di Kota Yogyakarta saat ini terdapat tujuh rumah sakit rujukan dengan 45 kamar isolasi.
“Kamar isolasi yang ada saat ini belum semuanya digunakan. Tetapi, penting untuk menambah kapasitas,” katanya.
Penambahan kapasitas tersebut, lanjut Heroe, sejalan dengan rencana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta untuk intensif melakukan contact tracing dan screening terhadap klaster-klaster baru yang muncul di DIY melalui rapid test.
“Sudah ada transmisi lokal kasus COVID-19 dan ini yang harus dilakukan tracing. Dimungkinkan potensi sebarannya agak luas sehingga dibutuhkan dukungan dari rumah sakit rujukan untuk penyediaan fasilitas kamar isolasi,” katanya.
Salah satu potensi sebaran atau penularan lokal yang saat ini diwaspadai oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta adalah dari kasus di salah satu supermarket di Kabupaten Sleman yaitu Indogrosir usai ditemukannya kasus positif di supermarket tersebut pada akhir April.
Menindaklanjuti potensi sebaran kasus positif dari supermarket tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan rapid test massal yang ditujukan bagi pengunjung pada 25 April hingga 4 Mei.
Warga Kota Yogyakarta yang mengunjungi supermarket pada kurung waktu tersebut diminta mengikuti rapid test dengan mendaftar melalui cms.jogjaprov.go.id dengan mengisi data secara benar dan lugas. Rapid test akan dilakukan pada 12-14 Mei di puskemas sesuai domisili.
“Selain itu, beberapa kabupaten di sekitar Kota Yogyakarta seperti Bantul dan Gunungkidul juga mengalami peningkatan kasus positif yang cukup signifikan. Yogyakarta yang berada di tengah-tengah DIY tentunya harus antisipasi dengan mengintensifkan tracing supaya kasus segera ditemukan dan dilakukan lokalisasi agar tidak semakin meluas,” katanya.
Jika kapasitas kamar isolasi di rumah sakit rujukan sudah tidak mampu ditambah, maka Heroe mengatakan, akan mencari lokasi lain di luar rumah sakit yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat isolasi.
“Salah satunya adalah gedung yang saat ini digunakan untuk karantina pendatang dari luar daerah yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah tujuan karena keterbatasan ruangan,” katanya.
Hingga Jumat (8/5) pukul 16.00 WIB, pasien positif COVID-19 di Kota Yogyakarta yang masih menjalani perawatan berjumlah 11 orang dengan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 25 orang.