Bantul (ANTARA) - Puluhan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu (14/6) dilaporkan tersengat binatang laut ubur-ubur.
Anggota Tim SAR Pantai Parangtritis, Rini di Bantul, Minggu, mengatakan sejak pagi hingga sore diperkirakan sudah ada sekitar 40 wisatawan yang tersengat ubur-ubur, dan langsung dibawa ke Posko pencarian dan pertolongan untuk mendapat penanganan oleh personel SAR.
Korban yang terkena sengatan ubur-ubur disarankan tidak banyak bergerak dan kemudian diobati dengan salep dan minum air hangat, dan tidak sampai ada yang harus dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, katanya.
Menurut dia, bagi korban sengatan yang memiliki daya imunitas tubuh kuat, lebih cepat sembuh, tetapi bagi yang memiliki riwayat penyakit asma, sangat rentan, sebab bisa mengakibatkan sesak nafas, sehingga penanganannya biasanya harus dirujuk ke rumah sakit.
Komandan SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto mengatakan, sebagai antisipasi adanya kemunculan ubur-ubur di pantai selatan, pihaknya telah menyediakan obat-obatan apabila sewaktu-waktu ada korban sengatan binatang laut yang bentuknya menyerupai gelembung warna biru itu.
Namun demikian, kata dia, Tim SAR melalui personel yang siaga selalu memberikan imbauan kepada para pengunjung baik secara langsung maupun via pengeras suara agar tidak bermain atau menyentuh binatang ubur-ubur tersebut.
Ubur-ubur tentu menjadi ancaman para pengunjung setiap tahun khususnya pada musim dingin pada Juni sampai Juli. Kami mengimbau supaya para pengunjung waspada terhadap binatang yang memiliki sengatan itu, katanya.
Seorang korban sengatan ubur-ubur asal Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Lidiana (16) mengaku baru pertama terkena sengatan ubur-ubur. Sesaat sebelum tersengat dia sedang bersama teman-teman bermain air laut, hingga kemudian datang gelombang mengenai tubuhnya.
Namun, setelah ombak surut ubur-ubur tersebut menempel pada bagian pergelangan tangan dan kakinya, dan tidak lama kemudian dia bersama teman yang terkena sengatan itu merasakan panas sampai pada bagian lengan tangan dan perut.
Anggota Tim SAR Pantai Parangtritis, Rini di Bantul, Minggu, mengatakan sejak pagi hingga sore diperkirakan sudah ada sekitar 40 wisatawan yang tersengat ubur-ubur, dan langsung dibawa ke Posko pencarian dan pertolongan untuk mendapat penanganan oleh personel SAR.
Korban yang terkena sengatan ubur-ubur disarankan tidak banyak bergerak dan kemudian diobati dengan salep dan minum air hangat, dan tidak sampai ada yang harus dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, katanya.
Menurut dia, bagi korban sengatan yang memiliki daya imunitas tubuh kuat, lebih cepat sembuh, tetapi bagi yang memiliki riwayat penyakit asma, sangat rentan, sebab bisa mengakibatkan sesak nafas, sehingga penanganannya biasanya harus dirujuk ke rumah sakit.
Komandan SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto mengatakan, sebagai antisipasi adanya kemunculan ubur-ubur di pantai selatan, pihaknya telah menyediakan obat-obatan apabila sewaktu-waktu ada korban sengatan binatang laut yang bentuknya menyerupai gelembung warna biru itu.
Namun demikian, kata dia, Tim SAR melalui personel yang siaga selalu memberikan imbauan kepada para pengunjung baik secara langsung maupun via pengeras suara agar tidak bermain atau menyentuh binatang ubur-ubur tersebut.
Ubur-ubur tentu menjadi ancaman para pengunjung setiap tahun khususnya pada musim dingin pada Juni sampai Juli. Kami mengimbau supaya para pengunjung waspada terhadap binatang yang memiliki sengatan itu, katanya.
Seorang korban sengatan ubur-ubur asal Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Lidiana (16) mengaku baru pertama terkena sengatan ubur-ubur. Sesaat sebelum tersengat dia sedang bersama teman-teman bermain air laut, hingga kemudian datang gelombang mengenai tubuhnya.
Namun, setelah ombak surut ubur-ubur tersebut menempel pada bagian pergelangan tangan dan kakinya, dan tidak lama kemudian dia bersama teman yang terkena sengatan itu merasakan panas sampai pada bagian lengan tangan dan perut.