Sleman (ANTARA) - Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan program "Sembada Belajar" melalui kanal Youtube di bertempat di Dinas Pendidikan Kabuapaten Sleman guna menunjang pembelajaran secara daring, Rabu.
"Sembada Belajar" merupakan pembelajaran dengan metode daring melalui video yang diunggah di kanal Youtube salah satunya.
"Nantinya program tersebut akan memberikan materi pembelajaran kelas 1 hingga kelas 6 selama semester gasal pada tahun ajaran 2020/2021," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Arif Haryono.
Menurut dia, program "Sembada Belajar" tersebut dibuat mengingat hingga saat ini Kabupaten Sleman belum memberlakukan pembelajaran tatap muka sehingga kanal tersebut dibuat untuk menunjang pembelajaran daring bagi siswa SD di Kabupaten Sleman.
"Selain itu materi yang diberikan pun sudah disusun sedemikian rupa sehingga runtut dan sesuai dengan kurikulum 13," katanya.
Ia mengatakan "Sembada Belajar" akan menyampaikan 27 tema pembelajaran untuk melaksanakan kurikulum semester pertama sampai Desember 2020.
"Pembelajaran tersebut memang tidak bisa mencapai target kurikulum. Namun Pemkab Sleman terus berupaya untuk memberikan pembelajaran yang efektif dengan materi yang runtut selama masa pandemi ini dan tidak keluar dari pada kurikulum 13," katanya.
Arif mengatakan di dalam menyusun media pembelajaran saluran Youtube "Sembada Belajar" tersebut, talen yang akan menjelaskan materi pembelajaran adalah guru-guru sekolah yang ada di Sleman.
Di dalam penyampaiannya juga menggunakan metode yang lebih interaktif dan komunikatif kepada peserta didik.
"Jadi dibuat seakan akan berkomunikasi dengan peserta didik," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari kejenuhan siswa dan orang tua yang mendampingi dalam melakukan pembelajaran daring, maka pembelajaran dibatasi dengan maksimal durasi selama empat jam.
"Nantinya materi pembelajaran akan ditambah jika kebijakan dari pusat masih memperpanjang masa pembelajaran di rumah," katanya.
Selain itu, kata dia, media pembelajaran saluran Youtube tersebut tidak hanya digunakan pada waktu pandemi saja.
"Ke depannya, ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan dapat dimanfaatkan peserta didik untuk belajar dirumah," katanya.
Untuk pengembangan materi pada pembelajaran daring tersebut, Arif berharap, akan ada saran, masukan, dan kontribusi dari masyarakat Sleman.
"Kanal Youtube "Sembada Belajar" mungkin ada materi tidak tersampaikan, tentu saja kami menerima masukan saran kontribusi dari bapak ibu guru, dari khalayak dan pemerhati pendidikan untuk bisa disampaikan demi penyempurnaan 'channel' ini," katanya.
"Sembada Belajar" merupakan pembelajaran dengan metode daring melalui video yang diunggah di kanal Youtube salah satunya.
"Nantinya program tersebut akan memberikan materi pembelajaran kelas 1 hingga kelas 6 selama semester gasal pada tahun ajaran 2020/2021," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Arif Haryono.
Menurut dia, program "Sembada Belajar" tersebut dibuat mengingat hingga saat ini Kabupaten Sleman belum memberlakukan pembelajaran tatap muka sehingga kanal tersebut dibuat untuk menunjang pembelajaran daring bagi siswa SD di Kabupaten Sleman.
"Selain itu materi yang diberikan pun sudah disusun sedemikian rupa sehingga runtut dan sesuai dengan kurikulum 13," katanya.
Ia mengatakan "Sembada Belajar" akan menyampaikan 27 tema pembelajaran untuk melaksanakan kurikulum semester pertama sampai Desember 2020.
"Pembelajaran tersebut memang tidak bisa mencapai target kurikulum. Namun Pemkab Sleman terus berupaya untuk memberikan pembelajaran yang efektif dengan materi yang runtut selama masa pandemi ini dan tidak keluar dari pada kurikulum 13," katanya.
Arif mengatakan di dalam menyusun media pembelajaran saluran Youtube "Sembada Belajar" tersebut, talen yang akan menjelaskan materi pembelajaran adalah guru-guru sekolah yang ada di Sleman.
Di dalam penyampaiannya juga menggunakan metode yang lebih interaktif dan komunikatif kepada peserta didik.
"Jadi dibuat seakan akan berkomunikasi dengan peserta didik," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari kejenuhan siswa dan orang tua yang mendampingi dalam melakukan pembelajaran daring, maka pembelajaran dibatasi dengan maksimal durasi selama empat jam.
"Nantinya materi pembelajaran akan ditambah jika kebijakan dari pusat masih memperpanjang masa pembelajaran di rumah," katanya.
Selain itu, kata dia, media pembelajaran saluran Youtube tersebut tidak hanya digunakan pada waktu pandemi saja.
"Ke depannya, ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan dapat dimanfaatkan peserta didik untuk belajar dirumah," katanya.
Untuk pengembangan materi pada pembelajaran daring tersebut, Arif berharap, akan ada saran, masukan, dan kontribusi dari masyarakat Sleman.
"Kanal Youtube "Sembada Belajar" mungkin ada materi tidak tersampaikan, tentu saja kami menerima masukan saran kontribusi dari bapak ibu guru, dari khalayak dan pemerhati pendidikan untuk bisa disampaikan demi penyempurnaan 'channel' ini," katanya.