Bantul (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan Program Layanan Konsultasi Pelajaran guna meningkatkan efektivitas belajar siswa SD dan SMP dalam pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah saat pandemi COVID-19.
"Layanan Konsultasi Pelajaran tersebut sebagai upaya terobosan kami dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama siswa belajar dari rumah atau BDR," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko di Bantul, Minggu.
Menurut dia, instansinya sudah menyosialisasikan hal itu ke semua kepala SD dan SMP di Bantul, mengingat bahwa sampai saat ini di Bantul belum memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan tatap muka, menyusul kasus COVID-19 masih terus ada.
"Maka untuk mengatasi kejenuhan anak, dan juga untuk bisa lebih membantu anak mengatasi kesulitan pada pelajaran dan materi tertentu, kami melakukan kiat pembelajaran di masa pandemi ini dengan Program Layanan Konsultasi Pelajaran," katanya.
Menurut dia, pada layanan ini siswa datang ke sekolah menemui guru tertentu, yang sudah terjadwal dan dibentuk dalam kelompok kecil serta dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona baru tersebut.
Dia mengatakan ketentuan dalam pelaksanaan Layanan Konsultasi Pelajaran di antaranya adanya pernyataan izin atau tidak keberatan dari orang tua, sehingga layanan ini sifatnya tidak wajib, siswa yang keberatan tidak masalah, karena PJJ seperti selama pandemi ini tetap jalan.
"Jumlah siswa setiap kelompok dibatasi antara enam sampai delapan siswa, untuk siswa SMP bisa sampai 10 anak. Waktu kegiatan layanan di sekolah antara dua sampai tiga jam, dan layanan bagi setiap setiap kelompok siswa dalam satu minggu maksimal dua kali," katanya.
Dia juga mengatakan, dalam kegiatan layanan, siswa tidak boleh bergerombol dan berkerumun dan langsung pulang ketika selesai, dan kegiatan hanya khusus untuk mata pelajaran tertentu misalnya baca tulis berhitung untuk kelas satu SD, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk siswa SMP.
"Pelaksanaan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan kesan sudah masuk KBM secara tatap muka, dan tidak terjadi gejolak baik dari orang tua maupun masyarakat. Selama kegiatan wajib menjaga protokol kesehatan," katanya.
Dia mengatakan, sementara untuk siswa PAUD (pendidikan anak usia dini), pihaknya belum mengijinkan. "Mungkin dalam dua atau tiga bulan ke depan kita evaluasi lagi dan hasilnya untuk menentukan kebijakan yang PAUD," katanya.
"Layanan Konsultasi Pelajaran tersebut sebagai upaya terobosan kami dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama siswa belajar dari rumah atau BDR," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko di Bantul, Minggu.
Menurut dia, instansinya sudah menyosialisasikan hal itu ke semua kepala SD dan SMP di Bantul, mengingat bahwa sampai saat ini di Bantul belum memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan tatap muka, menyusul kasus COVID-19 masih terus ada.
"Maka untuk mengatasi kejenuhan anak, dan juga untuk bisa lebih membantu anak mengatasi kesulitan pada pelajaran dan materi tertentu, kami melakukan kiat pembelajaran di masa pandemi ini dengan Program Layanan Konsultasi Pelajaran," katanya.
Menurut dia, pada layanan ini siswa datang ke sekolah menemui guru tertentu, yang sudah terjadwal dan dibentuk dalam kelompok kecil serta dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona baru tersebut.
Dia mengatakan ketentuan dalam pelaksanaan Layanan Konsultasi Pelajaran di antaranya adanya pernyataan izin atau tidak keberatan dari orang tua, sehingga layanan ini sifatnya tidak wajib, siswa yang keberatan tidak masalah, karena PJJ seperti selama pandemi ini tetap jalan.
"Jumlah siswa setiap kelompok dibatasi antara enam sampai delapan siswa, untuk siswa SMP bisa sampai 10 anak. Waktu kegiatan layanan di sekolah antara dua sampai tiga jam, dan layanan bagi setiap setiap kelompok siswa dalam satu minggu maksimal dua kali," katanya.
Dia juga mengatakan, dalam kegiatan layanan, siswa tidak boleh bergerombol dan berkerumun dan langsung pulang ketika selesai, dan kegiatan hanya khusus untuk mata pelajaran tertentu misalnya baca tulis berhitung untuk kelas satu SD, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris untuk siswa SMP.
"Pelaksanaan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan kesan sudah masuk KBM secara tatap muka, dan tidak terjadi gejolak baik dari orang tua maupun masyarakat. Selama kegiatan wajib menjaga protokol kesehatan," katanya.
Dia mengatakan, sementara untuk siswa PAUD (pendidikan anak usia dini), pihaknya belum mengijinkan. "Mungkin dalam dua atau tiga bulan ke depan kita evaluasi lagi dan hasilnya untuk menentukan kebijakan yang PAUD," katanya.