Bantul (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pendataan dan kajian terhadap bangunan sekolah yang mengalami kerusakan di daerah ini untuk dilakukan perbaikan atau rehabilitasi.
"Sekolah rusak itu yang perlu rehabilitasi karena memang usia sudah lama, dan itu sudah kita data, dan hasil kajian kerusakan sekolah yang ada di Bantul, jumlahnya ada 41 sekolah yang rusak," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul Nugroho Eko Setyanto di Bantul, Senin.
Menurut dia, bangunan satuan pendidikan yang mengalami kerusakan sebagian besar sekolah dasar (SD), kemudian lainnya sekolah menengah pertama (SMP) dan taman kanak-kanak (TK).
"Kategori rusak ringan ada, termasuk mungkin ada plafon yang perlu diganti, ada kayu perlu diganti, toilet perlu diperbaiki tetapi secara umum masih bisa digunakan," katanya.
Meski demikian, kata dia, terhadap sekolah sekolah yang mengalami kerusakan tersebut harus antisipasi, agar jangan sampai kerusakan akan menimbulkan dampak negatif terhadap para siswa para guru dan semua orang yang ada di situ.
"Makanya kajian kerusakan kita lakukan. Kemudian di tahun 2024 ini sudah ada beberapa sekolah yang diperbaiki, namun karena keterbatasan anggaran, sehingga nanti setiap tahun kita usulkan," katanya.
Dia mengatakan usulan perbaikan bangunan sekolah terutama melalui dana alokasi khusus (DAK) pemerintah pusat, sebab kalau hanya mengandalkan dana dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) terbatas, karena dana juga untuk sektor pendidikan lainnya.
"Kalau yang sudah diperbaiki tahun ini banyak saya tidak bawa datanya lebih dari 10 sekolah, kalau anggaran total kita ada Rp700 miliar, tetapi secara keseluruhan tidak hanya perbaikan saja, jadi untuk semua kegiatan yang ada di Dinas Dikpora APBD dan dari DAK," katanya.