Kulon Progo (ANTARA) - Petani di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya padi premiun varietas lokal Menor di lahan seluas lima hektare dengan produktivtass 8,23 ton per hektare gabah kering giling.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan pada musim tanam pertama (September-Desember), Kelomook Tani Margo Rukun seremtak menanam Padi Varietas Menor.
Padi Menor ini diproyeksikan sebagai beras premiun dari Kulon Progo dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi petani karena harga tinggi.
"Kami mengucapkan terima kasih terhadap petani di KT Margo Rukun, yang telah menanam dan melestarikan Padi Lokal Menor sehingga berhasil dan membuktikan hasil panen yang sangat baik. Dari sampel hasil ubinan yang dilakukan di tiga titik sampel yang berbeda didapatkan rata-ratanya yaitu 8,23 ton per hektare gabah kering giling (GKG) jauh di atas rata-rata produktivitas padi kabupaten yang berada di angka sekitar 6,5 ton per hektare," kata Aris Nugraha.
Ia mengatakan luas tanam Padi Menor selama 2020 di Kulon Progo mencapai 418 hektare yang tersebar di 30 kelompok tani di Kulon Progo.
"Kami programkan menjadi beras premium untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kulon Progo dan daerah lain. Kami saat ini, bekerja sama dengan BPTP Yogyakarta dalam penyempurnaan varietas ini," katanya.
Aris menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam kolaborasi lintas instansi dalam mensukseskan pengembangan varietas lokal ini. Ia optimistis untuk mengembangkan Padi Lokal Menor. Beras menor adalah sangat beras lokal dengan kualitas yang bagus, butiran berasnya besar, berasnya pulen, enak, dan wangi, tanamannnya juga genjah.
Pada 2021, Pemkab Kulon Progo didukung BPTP dan BPSB memasuki tahapan pelepasan varietas, jika sudah menjadi varietas yang dilepas, pengembangannya akan lebih luas dan leluasa, dan akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi Kulon Progo.
"Semua sepakat bahwa beras menor adalah sangat beras lokal dengan kualitas yang baik, butiran berasnya besar, berasnya pulen, enak, dan wangi. Tinggal adaptasi varietas di lapangan dengan pengawalan pada proses budi dayanya," katanya.
Sementara itu, Kepala BPTP menyampaikan apresiasi atas semangat yang luar biasa dari seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Kulon Progo terkait pengembangan produk lokal dan menjelaskan peluang dan prospek yang sangat menjanjikan dari pengembangan Padi lokal Menor ini.
"Kalau lokasi lain punya beras lokal dengan kualitas terbaik yang pulen, yang enak, atau yang wangi dan popular seperti Jawa Tengah yang memiliki beras Delanggu (Raja Lele, Menthik Wangi, Menthik Susu), Jawa Barat juga punya beras Cianjur (Pandan Wangi), maka DIY kedepannya punya beras lokal Kulon Progo yang bernama Menor," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan pada musim tanam pertama (September-Desember), Kelomook Tani Margo Rukun seremtak menanam Padi Varietas Menor.
Padi Menor ini diproyeksikan sebagai beras premiun dari Kulon Progo dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi petani karena harga tinggi.
"Kami mengucapkan terima kasih terhadap petani di KT Margo Rukun, yang telah menanam dan melestarikan Padi Lokal Menor sehingga berhasil dan membuktikan hasil panen yang sangat baik. Dari sampel hasil ubinan yang dilakukan di tiga titik sampel yang berbeda didapatkan rata-ratanya yaitu 8,23 ton per hektare gabah kering giling (GKG) jauh di atas rata-rata produktivitas padi kabupaten yang berada di angka sekitar 6,5 ton per hektare," kata Aris Nugraha.
Ia mengatakan luas tanam Padi Menor selama 2020 di Kulon Progo mencapai 418 hektare yang tersebar di 30 kelompok tani di Kulon Progo.
"Kami programkan menjadi beras premium untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kulon Progo dan daerah lain. Kami saat ini, bekerja sama dengan BPTP Yogyakarta dalam penyempurnaan varietas ini," katanya.
Aris menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam kolaborasi lintas instansi dalam mensukseskan pengembangan varietas lokal ini. Ia optimistis untuk mengembangkan Padi Lokal Menor. Beras menor adalah sangat beras lokal dengan kualitas yang bagus, butiran berasnya besar, berasnya pulen, enak, dan wangi, tanamannnya juga genjah.
Pada 2021, Pemkab Kulon Progo didukung BPTP dan BPSB memasuki tahapan pelepasan varietas, jika sudah menjadi varietas yang dilepas, pengembangannya akan lebih luas dan leluasa, dan akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi Kulon Progo.
"Semua sepakat bahwa beras menor adalah sangat beras lokal dengan kualitas yang baik, butiran berasnya besar, berasnya pulen, enak, dan wangi. Tinggal adaptasi varietas di lapangan dengan pengawalan pada proses budi dayanya," katanya.
Sementara itu, Kepala BPTP menyampaikan apresiasi atas semangat yang luar biasa dari seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Kulon Progo terkait pengembangan produk lokal dan menjelaskan peluang dan prospek yang sangat menjanjikan dari pengembangan Padi lokal Menor ini.
"Kalau lokasi lain punya beras lokal dengan kualitas terbaik yang pulen, yang enak, atau yang wangi dan popular seperti Jawa Tengah yang memiliki beras Delanggu (Raja Lele, Menthik Wangi, Menthik Susu), Jawa Barat juga punya beras Cianjur (Pandan Wangi), maka DIY kedepannya punya beras lokal Kulon Progo yang bernama Menor," katanya.