Yogyakarta (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani Milenial yang diselenggarakan di Kulon Progo pada Kamis (4/2) berusaha menjawab kebutuhan petani milenial akan keterampilan memanfaatkan teknologi.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir satu tahun belakangan turut mengubah perilaku di semua sektor terutama perilaku pemanfaatan teknologi. Hampir seluruh kegiatan kini beralih menjadi serba elektronik, tidak terkecuali kegiatan di bidang pertanian. Petani dituntut untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi di segala lini bisnis.
Aspek krusial yang kerap menjadi kendala dalam kegiatan usaha petani milenial khususnya di wilayah Kabupaten Kulon Progo yaitu cara membangun "branding" usaha dan strategi pemasaran digital.
Plt Direktur Polbangtan YoMa Dr Rajiman melalui Ketua Pelaksana Bimtek Joni Kurniawan memaparkan bahwa di era serba teknologi seperti sekarang ini, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai penunjang kegiatan bisnis mutlak diperlukan. Petani akan lebih mudah membangun jaringan yang lebih luas dan menangkap peluang yang lebih besar.
Dalam acara Bimtek tersebut, secara khusus diulas mengenai teknik pembuatan iklan produk pertanian melalui media audio visual. Hadir sebagai pemateri yaitu Arif Nur Zulkarnaen, seorang konsultan di bidang pengembangan bisnis dan strategi penjualan.
Arif mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 turut memaksa pebisnis untuk masuk dan terlibat langsung dengan teknologi digital yang berkembang begitu cepat.
"Kita harus mengubah 'mindset' cara berbisnis yang selama ini terkesan flat, dan begitu-begitu saja, saatnya kita harus membuat lompatan," kata Arif.
Mengutip pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa pemanfaatan teknologi sangat penting diterapkan dalam bidang pertanian.
"Mau tidak mau, kemajuan akan mengubah kita cara menjalankan manajemen usaha pertanian baik kualitas maupun kuantitas," kata Syahrul pada acara peringatan Hari Tani Nasional.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi yang menyatakan bahwa seluruh insan pertanian harus mampu dan fasih memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) agar terwujud misi pertanian modern.
Turut hadir dalam cara tersebut yaitu Duta Petani Milenial asal Magelang yang juga merupakan alumni Polbangtan YoMa, Rayndra Syahdan Mahmudin. Sebagai salah satu contoh petani milenial yang terbilang cukup sukses, Syahdan berpesan kepada peserta bahwa saat ini wajib bagi setiap petani milenial untuk luwes memanfaatkan teknologi sebagai media pemasaran produk yang dihasilkan.
"Jika rekan-rekan petani milenial sudah luwes memanfaatkan teknologi, pandemi tidak akan jadi halangan untuk teman-teman tetap aktif memasarkan produk-produk yang dihasilkan," kata Syahdan.
Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir satu tahun belakangan turut mengubah perilaku di semua sektor terutama perilaku pemanfaatan teknologi. Hampir seluruh kegiatan kini beralih menjadi serba elektronik, tidak terkecuali kegiatan di bidang pertanian. Petani dituntut untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi di segala lini bisnis.
Aspek krusial yang kerap menjadi kendala dalam kegiatan usaha petani milenial khususnya di wilayah Kabupaten Kulon Progo yaitu cara membangun "branding" usaha dan strategi pemasaran digital.
Plt Direktur Polbangtan YoMa Dr Rajiman melalui Ketua Pelaksana Bimtek Joni Kurniawan memaparkan bahwa di era serba teknologi seperti sekarang ini, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai penunjang kegiatan bisnis mutlak diperlukan. Petani akan lebih mudah membangun jaringan yang lebih luas dan menangkap peluang yang lebih besar.
Dalam acara Bimtek tersebut, secara khusus diulas mengenai teknik pembuatan iklan produk pertanian melalui media audio visual. Hadir sebagai pemateri yaitu Arif Nur Zulkarnaen, seorang konsultan di bidang pengembangan bisnis dan strategi penjualan.
Arif mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 turut memaksa pebisnis untuk masuk dan terlibat langsung dengan teknologi digital yang berkembang begitu cepat.
"Kita harus mengubah 'mindset' cara berbisnis yang selama ini terkesan flat, dan begitu-begitu saja, saatnya kita harus membuat lompatan," kata Arif.
Mengutip pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa pemanfaatan teknologi sangat penting diterapkan dalam bidang pertanian.
"Mau tidak mau, kemajuan akan mengubah kita cara menjalankan manajemen usaha pertanian baik kualitas maupun kuantitas," kata Syahrul pada acara peringatan Hari Tani Nasional.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi yang menyatakan bahwa seluruh insan pertanian harus mampu dan fasih memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology) agar terwujud misi pertanian modern.
Turut hadir dalam cara tersebut yaitu Duta Petani Milenial asal Magelang yang juga merupakan alumni Polbangtan YoMa, Rayndra Syahdan Mahmudin. Sebagai salah satu contoh petani milenial yang terbilang cukup sukses, Syahdan berpesan kepada peserta bahwa saat ini wajib bagi setiap petani milenial untuk luwes memanfaatkan teknologi sebagai media pemasaran produk yang dihasilkan.
"Jika rekan-rekan petani milenial sudah luwes memanfaatkan teknologi, pandemi tidak akan jadi halangan untuk teman-teman tetap aktif memasarkan produk-produk yang dihasilkan," kata Syahdan.