Yogyakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung alat pendeteksi COVID-19, GeNose C19 segera mendapatkan pengakuan dari Kementerian Kesehatan.
LaNyalla saat mengunjungi UGM Science Techno Park di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menegaskan akan menyampaikan aspirasi para tim peneliti GeNose ke Kementerian Kesehatan agar alat tersebut bisa setara dengan alat deteksi COVID-19 lainnya.
"Kebetulan di sini ada Ketua Komite III (DPD RI) yang bermitra kerja dengan Kemenkes. Nanti kita dorong aspirasi itu," kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur ini mengatakan sangat mendukung pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
"Kita berharap alat GeNose ini juga di kemudian hari bisa mendeteksi virus lain atau untuk varian lain dari COVID-19," katanya.
Kedatangan LaNyalla disambut Kepala Tim Inventor alat deteksi cepat COVID-19 GeNose Prof Kuwat Triyana, S Kompyang W (Sekdir PUI UGM), Dr Ahmad (tim inventor) dan Dr Henry Yuliand (Kasubdit PUI UGM).
Sementara LaNyalla didampingi Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Bustami Zainudin (Wakil Ketua Komite II) dan Evi Apita Maya (senator NTB).
Keinginan agar GeNose bisa setara alat deteksi COVID-19 lainnya, seperti antigen, disampaikan Ketua Tim Pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana.
"Kita memang sudah mendapat uji edar. Itu memang seperti pengakuan. Tapi agar legalitas dan kegunaannya semakin meluas kita butuh dari Kemenkes itu. Saat ini kita sedang uji post market agar alat semakin bagus dan dapat regulasi," kata Kuwat.
Menurutnya, sejak Januari 2021, UGM Science Techno Park (STP) sudah memproduksi 5.000 alat GeNose. Semua diedarkan oleh distributor. Namun, Prof Kuwat menegaskan GeNose belum bisa di-custom untuk mendeteksi varian baru virus COVID-19.
"Karena alat GeNose ini belajar dari lapangan. Belum sempurna tetapi terus menerus dilakukan perbaikan. Untuk varian baru memang saat ini belum bisa. Masih varian general," ucapnya.
Prof Kuwat berharap dukungan dari DPD dan seluruh elemen. Karena sejauh ini pendanaan dari produksi masih berasal dari UGM.
"GeNose akan kita kembangkan lagi. Bahkan sebenarnya saat ini sudah bisa mendeteksi selain Covid seperti TBC dan prostat," ujar dia.
Dalam kesempatan itu Ketua DPD RI dan beberapa senator yang mendampingi juga mencoba test GeNose. Setelah itu rombongan meninjau tempat produksi GeNose. Mulai dari bahan baku, kalibrasi hingga pengemasan.
UGM Science Techno Park dibangun 2017 untuk inovasi teknologi bidang kesehatan. Selain memproduksi GeNose, jauh sebelumnya UGM STP yang berada di bawah Direktorat Pengembangan Usaha Inkubasi UGM ini sudah menghasilkan banyak produk di bidang pangan sehat dan herbal.
LaNyalla saat mengunjungi UGM Science Techno Park di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menegaskan akan menyampaikan aspirasi para tim peneliti GeNose ke Kementerian Kesehatan agar alat tersebut bisa setara dengan alat deteksi COVID-19 lainnya.
"Kebetulan di sini ada Ketua Komite III (DPD RI) yang bermitra kerja dengan Kemenkes. Nanti kita dorong aspirasi itu," kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur ini mengatakan sangat mendukung pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
"Kita berharap alat GeNose ini juga di kemudian hari bisa mendeteksi virus lain atau untuk varian lain dari COVID-19," katanya.
Kedatangan LaNyalla disambut Kepala Tim Inventor alat deteksi cepat COVID-19 GeNose Prof Kuwat Triyana, S Kompyang W (Sekdir PUI UGM), Dr Ahmad (tim inventor) dan Dr Henry Yuliand (Kasubdit PUI UGM).
Sementara LaNyalla didampingi Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Bustami Zainudin (Wakil Ketua Komite II) dan Evi Apita Maya (senator NTB).
Keinginan agar GeNose bisa setara alat deteksi COVID-19 lainnya, seperti antigen, disampaikan Ketua Tim Pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana.
"Kita memang sudah mendapat uji edar. Itu memang seperti pengakuan. Tapi agar legalitas dan kegunaannya semakin meluas kita butuh dari Kemenkes itu. Saat ini kita sedang uji post market agar alat semakin bagus dan dapat regulasi," kata Kuwat.
Menurutnya, sejak Januari 2021, UGM Science Techno Park (STP) sudah memproduksi 5.000 alat GeNose. Semua diedarkan oleh distributor. Namun, Prof Kuwat menegaskan GeNose belum bisa di-custom untuk mendeteksi varian baru virus COVID-19.
"Karena alat GeNose ini belajar dari lapangan. Belum sempurna tetapi terus menerus dilakukan perbaikan. Untuk varian baru memang saat ini belum bisa. Masih varian general," ucapnya.
Prof Kuwat berharap dukungan dari DPD dan seluruh elemen. Karena sejauh ini pendanaan dari produksi masih berasal dari UGM.
"GeNose akan kita kembangkan lagi. Bahkan sebenarnya saat ini sudah bisa mendeteksi selain Covid seperti TBC dan prostat," ujar dia.
Dalam kesempatan itu Ketua DPD RI dan beberapa senator yang mendampingi juga mencoba test GeNose. Setelah itu rombongan meninjau tempat produksi GeNose. Mulai dari bahan baku, kalibrasi hingga pengemasan.
UGM Science Techno Park dibangun 2017 untuk inovasi teknologi bidang kesehatan. Selain memproduksi GeNose, jauh sebelumnya UGM STP yang berada di bawah Direktorat Pengembangan Usaha Inkubasi UGM ini sudah menghasilkan banyak produk di bidang pangan sehat dan herbal.