Yogyakarta (ANTARA) - Optimalisasi pemanfaatan wifi publik yang sudah terpasang di lebih dari 500 titik di Kota Yogyakarta dilakukan dengan menggelar berbagai pelatihan untuk mendukung terbentuknya ekosistem digital di masyarakat hingga tingkat paling bawah.

“Keberadaan wifi publik ini harus bisa memberikan manfaat yang maksimal ke masyarakat dengan terbentuknya ekosistem digital karena diyakini akan memberikan dampak yang positif mulai dari peningkatan di bidang ekonomi hingga literasi masyarakat,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono di Yogyakarta, Senin.

Menurut Tri, optimalisasi fungsi wifi publik tersebut juga bisa menjawab tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di masa pandemi seperti saat ini, yaitu tuntutan menjalankan berbagai aktivitas secara daring untuk pembatasan sosial guna mencegah penularan COVID-19.

Hingga saat ini, penyelenggaraan pelatihan untuk mendukung gerakan ekosistem digital sudah dilakukan di sejumlah lokasi wifi publik seperti di Kampung Taman, Danunegaran, dan Ngampilan.
 

Jenis pelatihan yang diberikan pun disesuaikan dengan hasil identifikasi kebutuhan yang sudah disampaikan oleh masyarakat. “Pelatihan memang hanya diberikan kepada kelompok masyarakat yang sudah siap dan tahu secara pasti jenis pelatihan apa yang mereka butuhkan,” katanya.

Pelatihan yang diberikan tidak selalu untuk mendorong masyarakat melakukan penjualan produk secara daring, tetapi juga pelatihan penggunaan internet sehat, hingga pelatihan foto produk untuk dijual daring.

“Kami tidak hanya bekerja sendiri tetapi didukung oleh instansi lain terkait bahkan sudah ada kesanggupan dari sejumlah korporasi untuk membantu memberikan pelatihan,” katanya.

Untuk saat ini, lanjut Tri, Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta tidak memasang target jumlah warga yang mengikuti pelatihan.

“Tetapi bagaimana keberadaan wifi publik ini memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Selama ini, wifi publik masih lebih banyak dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Masyarakat tidak perlu membeli paket data internet untuk pembelajaran jarak jauh,” katanya.

Tri menambahkan, sudah menyusun sejumlah tolok ukur keberhasilan optimalisasi pemanfaatan wifi publik dalam gerakan ekosistem digital, di antaranya jumlah warga yang memanfaatkannya.

“Jika titik wifi tersebut ternyata tidak banyak dimanfaatkan, maka bisa saja kami memindahkan ke lokasi lain yang sekiranya membutuhkan dukungan jaringan internet gratis,” katanya.

Selain itu, juga akan diukur dari pemanfaatan wifi publik untuk mendorong digital marketing bagi pelaku usaha di wilayah.*

 


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024