Yogyakarta (ANTARA) - Minyak goreng bekas pakai atau jelantah kini dapat ditukarkan dengan uang tunai, produk AMDK Pelangi, hingga emas melalui layanan LICIN.

"Hal itu tentu sangat bermanfaat, mengingat jelantah biasanya hanya akan berakhir di pembuangan dan mencemari aliran air," kata pimpinan LICIN Efang Sofian dalam keterangannya, Kamis.

Ia mengatakan, sebagai negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara, Indonesia tentu tidak luput dari permasalahan tentang sampah dan limbah. Begitu pun dengan limbah minyak goreng bekas pakai (jelantah) yang dihasilkan setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari The International Council on Clean Transportation (ICCT), pada tahun 2019, Indonesia menghasilkan 157 juta liter jelantah yang berasal dari limbah rumah tangga, industri rumahan, restoran, dan hotel.

"Angka itu diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan jumlah penduduk di Indonesia," katanya.

Sayangnya, minyak jelantah yang dapat dikumpulkan di Indonesia baru mencapai angka 3 juta kilo liter atau hanya 18,5 persen dari total konsumsi minyak goreng sawit nasional.

Di sisi lain, tidak jarang para ibu rumah tangga juga mengaku kesulitan mengolah limbah jelantah yang dihasilkan sehari-hari.

"Bingung banget mau ngolah jelantahnya. Kalau dipakai lagi bikin penyakit, kalau dibuang ke tanah ndak bisa buat nanem bunga, kalau dibuang ke selokan jadi makin jorok," kata Indra Sumartini, ibu rumah tangga yang berdomisili di Semarang.

Berangkat dari keresahan tersebut, bertepatan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-76, LICIN secara resmi telah diluncurkan untuk umum. LICIN hadir sebagai upaya pengolahan limbah minyak goreng dari rumah tangga ataupun sektor F&B untuk diolah menjadi biodiesel.

Selain itu, LICIN juga menawarkan solusi yang memberikan keuntungan bagi para penggunanya.

Untuk menukarkan jelantah dengan uang dan beberapa produk tersebut, pengguna hanya harus mendaftar melalui laman LICIN yaitu https://licin.love, kemudian melakukan permintaan pengambilan minyak bekas pakai tersebut.

Jelantah yang telah dikumpulkan, akan diolah kembali menjadi biodiesel. LICIN bersama dengan mitra juga sudah mendapatkan sertifikasi resmi dari Komisi Eropa (European Comission) melalui "International Sustainability and Carbon Certification".

Sejak pertama "soft launching" hingga proses pengelolaan ini, LICIN telah mengumpulkan (2.500 kg) jelantah selama (3 bulan) sejak Juni 2021.

Dengan mengusung tagline "Jelantah Jadi Berkah" dan mengkampanyekan "Bantu Ibu Raih Berkah, Sedekah, dan Amanah", LICIN juga berkolaborasi dengan Bank Infaq besutan Sandiaga Uno untuk menyediakan program pengumpulan infaq berbasis jelantah.

Adapun fitur-fitur serta keuntungan menggunakan layanan LICIN antara lain platform mudah digunakan dan dapat diakses kapan saja, pengumpulan jelantah tanpa minimal volume, penukaran jelantah dengan uang tunai, penukaran jelantah dengan emas, dan penukaran jelantah dengan donasi.     

"Layanan LICIN sudah dapat digunakan saat ini dengan nilai tukar Rp5.000/liter. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi (0811-2761-001) atau kunjungi laman https://licin.love. Tukar sekarang, dan ubah jelantah menjadi berkah," kata Efang Sofian.
 

Pewarta : -
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024