Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DiskopUKM) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan bimbingan teknis pengembangan bisnis memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi menjadi lilin dan sabun cuci kepada 25 pelaku usaha mikro kecil dan menengah di wilayah ini.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulon Progo Iffah Mufidati di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan permasalahan limbah, dengan kemampuan kreasi dan potensi sumber daya manusia (SDM), limbah dapat menjadi sumber bahan baku yang mudah murah dan sekaligus membantu upaya pemerintah menyelesaikan masalah limbah.
"Kami berharap pelatihan limbah minyak goreng ini dapat menumbuhkan wirausaha baru yang mampu beradaptasi dengan dinamika dan problematika di lingkungan dan masyarakat dan mampu melihat suatu permasalahan menjadi peluang usaha," kata Iffah Mufidati.
Pelatihan tersebut berlangsung pada Kamis (12/10) lalu.
Ia mengatakan Dinas Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mendukung setiap ide, kreasi dan inovasi wirausaha baru dari pelaku UMKM. Dinas siap memberikan pendampingan, baik dari sisi peningkatan kualitas kewirausahaannya dari mulai kualitas produksi, legalitas, kemasan, branding sampai dengan marketing offline dan daring demi terjaminnya kualitas dan kontinuitas produk.
"Kami juga kolaborasi dengan OPD pengampu, yakni Dinas Lingkungan Hidup juga dilakukan agar sinergis dalam pendampingan dan pembinaannya," katanya.
Sementara itu, penggiat lingkungan di DIY Sih Sujati mengatakan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi barang yang bermanfaat yaitu sabun dan lilin dalam memberdayakan masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
Menurut dia, pemanfaatan limbah minyak jelantah yang merupakan limbah anorganik rumah tangga ini menghasilkan minyak jelantah, karena penggunaan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.
"Dengan adanya perlakuan melalui pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun, masyarakat memiliki peran penting terhadap pengendalian dari limbah tersebut," katanya.
Dari praktik, bimtek tersebut menghasilkan sabun cuci dan lilin aroma terapi. Sabun cuci tersebut unik karena dapat dibuat berbagai macam bentuk, salah satunya bentuk bunga. Selain membuat sabun cuci, peserta juga membuat lilin aroma terapi, dengan beberapa manfaat yaitu mengatasi insomnia, mengatasi tekanan dan nyeri pada otot, mengurangi stres, dan mempertahankan konsentrasi.
Lilin aroma terapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi bila dibakar sehingga memberikan efek terapi menenangkan dan membuat rileks pikiran. Setelah lilin aroma terapi sudah padat dan tercetak, bisa ditambahkan berbagai wewangian seperti minyak telon, parfum, dan lain-lain kemudian lilin dinyalakan agar menimbulkan bau wangi.
"Kami berharap pelaku UMKM harus lebih inovatif terhadap masa yang terus bergerak maju dengan memunculkan ide-ide kreatif ramah lingkungan serta bernilai ekonomis, tidak lupa produk yang dihasilkan memiliki pesan atau arti khusus yang tidak dapat diukur melalui materi," katanya.
Berita Lainnya
Pertamina: Minyak jelantah memungkinkan dikembangkan jadi avtur
Selasa, 10 September 2024 16:04 Wib
Kejagung ungkap belum ada informasi pemanggilan Airlangga soal kasus CPO
Selasa, 20 Agustus 2024 21:15 Wib
Disperindag mengkaji potensi pasar minyak makan merah di DIY
Selasa, 20 Agustus 2024 18:54 Wib
Pemda DIY minta distributor tidak buru-buru naikkan harga Minyakita
Senin, 19 Agustus 2024 17:45 Wib
Pemerintah sanksi pengusaha minyak goreng tak tertib
Senin, 19 Agustus 2024 17:03 Wib
Enam lapangan migas baru dongkrak lifting minyak di Indonesia
Senin, 5 Agustus 2024 6:36 Wib
Pertamina temukan sumber minyak baru, potensinya 3.000 BOPD
Rabu, 17 Juli 2024 13:06 Wib
PetroChina Jabung bor sembilan sumur minyak
Selasa, 9 Juli 2024 12:36 Wib