Sleman, DIY (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 yang memiliki komorbid dan sedang menjalani isolasi mandiri untuk pindah isolasi di selter isolasi terpusat (isoter) yang dikelola Pemkab Sleman.
"Kami mengimbau warga isoman dengan kormobid untuk bisa menjalani isolasi di isoter, guna mengantisipasi kemungkinan munculnya gejala yang dapat berakibat fatal," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama di Sleman, Jumat.
Menurut dia, warga yang isoman namun memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, asam lambung dan lainnya akan lebih terawasi perkembangannya jika menjalani isolasi di selter isoter.
"Di selter isoter asrama haji terdapat satu blok yang khusus untuk isolasi pasien kormobid. Di sana fasilitas kesehatan tersedia lengkap, termasuk tenaga kesehatan yang selalu siaga. Sehingga bila terjadi perkembangan yang buruk dari pasien, dapat lebih cepat tertangani," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan data per 2 September 2021, kasus aktif konfirmasi positif COVID-19 di Sleman tercatat sebanyak 5.930 kasus, dimana sebanyak 1.021 pasien dirawat di rumah sakit dan sebanyak 33 pasien dirawat di isoter.
"Sedangkan warga yang isoman mencapai 4.876 orang. Angka ini cukup besar sehingga warga isoman ini perlu mendapat pengawasan yang ketat, termasuk jika ada yang kormobid," katanya.
Cahya mengatakan, pengawasan terhadap isoman ini lebih dicermati terutama bila ada kasus-kasus yang sifatnya berat.
"Kami meminta temen-temen yang ada di lapangan, temen-temen Babinsa, Babinkamtibmas kemudian temen-temen tracer untuk lebih mencermati lagi di wilayahnya kalau ada kasus-kasus yang sifatnya itu berat," katanya.
Ia mencontohkam, pengawasan dilakukan bagi warga yang menjalani isoman dengan komorbid meskipun tanpa gejala.
"Meskipun tanpa gejala, kalau dia dengan komorbid usia di atas 45 tahun sebaiknya segera dibawa ke isoter di Asrama Haji di Gedung Makkah itu udah kita lengkapi dengan oksigen kita lengkapi dengan oximeter dan sebagainya di sana itu mampu menampung 90 orang lebih," katanya.
Selain pasien konfirmasi dengan komorbid, kata dia, ibu hamil yang isoman juga diimbau untuk isolasi di isoter.
"Ibu hamil harus terselamatkan, nanti kalau sampai tidak ditangani dengan baik, ibu dan anaknya bisa menjadi korban kematian. Akan ada dua kematian," demikian Cahya Purnama.
"Kami mengimbau warga isoman dengan kormobid untuk bisa menjalani isolasi di isoter, guna mengantisipasi kemungkinan munculnya gejala yang dapat berakibat fatal," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama di Sleman, Jumat.
Menurut dia, warga yang isoman namun memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, asam lambung dan lainnya akan lebih terawasi perkembangannya jika menjalani isolasi di selter isoter.
"Di selter isoter asrama haji terdapat satu blok yang khusus untuk isolasi pasien kormobid. Di sana fasilitas kesehatan tersedia lengkap, termasuk tenaga kesehatan yang selalu siaga. Sehingga bila terjadi perkembangan yang buruk dari pasien, dapat lebih cepat tertangani," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan data per 2 September 2021, kasus aktif konfirmasi positif COVID-19 di Sleman tercatat sebanyak 5.930 kasus, dimana sebanyak 1.021 pasien dirawat di rumah sakit dan sebanyak 33 pasien dirawat di isoter.
"Sedangkan warga yang isoman mencapai 4.876 orang. Angka ini cukup besar sehingga warga isoman ini perlu mendapat pengawasan yang ketat, termasuk jika ada yang kormobid," katanya.
Cahya mengatakan, pengawasan terhadap isoman ini lebih dicermati terutama bila ada kasus-kasus yang sifatnya berat.
"Kami meminta temen-temen yang ada di lapangan, temen-temen Babinsa, Babinkamtibmas kemudian temen-temen tracer untuk lebih mencermati lagi di wilayahnya kalau ada kasus-kasus yang sifatnya itu berat," katanya.
Ia mencontohkam, pengawasan dilakukan bagi warga yang menjalani isoman dengan komorbid meskipun tanpa gejala.
"Meskipun tanpa gejala, kalau dia dengan komorbid usia di atas 45 tahun sebaiknya segera dibawa ke isoter di Asrama Haji di Gedung Makkah itu udah kita lengkapi dengan oksigen kita lengkapi dengan oximeter dan sebagainya di sana itu mampu menampung 90 orang lebih," katanya.
Selain pasien konfirmasi dengan komorbid, kata dia, ibu hamil yang isoman juga diimbau untuk isolasi di isoter.
"Ibu hamil harus terselamatkan, nanti kalau sampai tidak ditangani dengan baik, ibu dan anaknya bisa menjadi korban kematian. Akan ada dua kematian," demikian Cahya Purnama.