Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakan gerakan tanam buah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung percepatan pengembangan wilayah menjadi sentra buah-buahan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Pemkab Kulon Progo berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan terpadu dengan sektor lain, sehingga akan lebih memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Salah satunya komitmen adalah dengan pencanangan Gerakan Tanam Buah 2021 yang berlangsung di Agroeduwisata Krisan, Gerbosari, Kecamayan Samigaluh.
"Gerakan tanam buah ini sebagai komitmen pemkab untuk mengembangkan komoditas buah-buahan secara terus menerus setiap tahunnya di Kabupaten Kulon Progo. Hal tersebut dikarenakan komoditas buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang sangat strategis untuk dikembangkan," kata Aris.
Ia mengatakan hal yang melatarbelakangi gerakan tanam buah, yakni buah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan pemasaran yang mudah, diharapkan mampu menjadikan Kulon Progo sentra buah-buahan. Selain itu tanaman buah juga bisa berfungsi sebagai tanaman konservasi untuk pelestarian lingkungan hidup.
"Potensi sumber daya alam untuk pengembangan buah di Kabupaten Kulon Progo juga masih sangat luas, membentang sepanjang perbukitan Menoreh sampai di kawasan pantai, sehingga akan terus dikembangkan, baik melalui fasilitasi pemerintah melalui dana APBD- APBN, CSR BUMN dan BUMD dan dari pihak swasta," katanya.
Saat ini, di Kabupaten Kulon Progo mempunyai komoditas buah unggulan antara lain durian dengan luas tanam pada 2020 seluas 1.891 hektare dengan produksi 4.847 ton, klengkeng seluas 168 hektare dengan produksi 128 ton, manggis seluas 557 hektare dengan produksi 2.392 ton.
"Komoditas tersebut dikembangkan dengan menyesuaikan potensi agrobisnis wilayah setempat," katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo berharap semangat dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani untuk budi daya komoditas buah perlu didorong. Selain untuk keberhasilan budidaya tanaman, juga harus didampingi dari aspek penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, serta pemasaran hasilnya.
"Dengan gerakan tanam buah ini, kami mengharapkan nanti 4 -5 tahun mendatang Kulon Progo akan menjadi salah satu sentra produksi buah terbesar di DIY, bahkan di Indonesia," kata Sutedjo.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Pemkab Kulon Progo berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan terpadu dengan sektor lain, sehingga akan lebih memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Salah satunya komitmen adalah dengan pencanangan Gerakan Tanam Buah 2021 yang berlangsung di Agroeduwisata Krisan, Gerbosari, Kecamayan Samigaluh.
"Gerakan tanam buah ini sebagai komitmen pemkab untuk mengembangkan komoditas buah-buahan secara terus menerus setiap tahunnya di Kabupaten Kulon Progo. Hal tersebut dikarenakan komoditas buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang sangat strategis untuk dikembangkan," kata Aris.
Ia mengatakan hal yang melatarbelakangi gerakan tanam buah, yakni buah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan pemasaran yang mudah, diharapkan mampu menjadikan Kulon Progo sentra buah-buahan. Selain itu tanaman buah juga bisa berfungsi sebagai tanaman konservasi untuk pelestarian lingkungan hidup.
"Potensi sumber daya alam untuk pengembangan buah di Kabupaten Kulon Progo juga masih sangat luas, membentang sepanjang perbukitan Menoreh sampai di kawasan pantai, sehingga akan terus dikembangkan, baik melalui fasilitasi pemerintah melalui dana APBD- APBN, CSR BUMN dan BUMD dan dari pihak swasta," katanya.
Saat ini, di Kabupaten Kulon Progo mempunyai komoditas buah unggulan antara lain durian dengan luas tanam pada 2020 seluas 1.891 hektare dengan produksi 4.847 ton, klengkeng seluas 168 hektare dengan produksi 128 ton, manggis seluas 557 hektare dengan produksi 2.392 ton.
"Komoditas tersebut dikembangkan dengan menyesuaikan potensi agrobisnis wilayah setempat," katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo berharap semangat dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani untuk budi daya komoditas buah perlu didorong. Selain untuk keberhasilan budidaya tanaman, juga harus didampingi dari aspek penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, serta pemasaran hasilnya.
"Dengan gerakan tanam buah ini, kami mengharapkan nanti 4 -5 tahun mendatang Kulon Progo akan menjadi salah satu sentra produksi buah terbesar di DIY, bahkan di Indonesia," kata Sutedjo.