Yogyakarta (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY mendukung penuh kebijakan penghapusan syarat hasil negatif tes antigen/PCR untuk pelaku perjalanan karena akan mempermudah proses pemulihan pariwisata.
“Kami sangat mendukung karena kebijakan ini akan meningkatkan minat orang untuk bepergian,” kata Ketua Asita DIY Hery Setyawan di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, syarat perjalanan berupa hasil negatif tes antigen/PCR kerap menjadi ganjalan bagi pelaku perjalanan termasuk wisatawan terutama yang tergabung dalam satu rombongan.
“Sudah pegang tiket untuk pergi, tetapi mendapat hasil positif dari tes antigen/PCR sehingga terpaksa membatalkan perjalanan. Terkadang, pembatalan dilakukan untuk satu rombongan sekaligus,” katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, akan membuat wisatawan kecewa dan biro perjalanan pun harus repot mengatur ulang rencana perjalanan wisata untuk rombongan tersebut.
“Sekarang sudah tidak ada syarat tersebut. Jadi, menurut kami sangat bagus. Ini kemudahan. Pariwisata bisa lebih longgar untuk bergerak,” katanya.
Ia menambahkan, penghapusan syarat hasil negatif tes antigen/PCR yang hanya diberlakukan bagi warga yang sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi dosis lanjutan tersebut juga menjadi upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara pelonggaran aktivitas dan kesehatan warga.
“Kami pun akan tetap menyarankan wisatawan untuk menggunakan masker selama belum ada aturan lain dari pemerintah. Dulu sebelum ada pandemi COVID-19, warga yang sedang sakit, flu, juga sudah memiliki kesadaran untuk mengenakan masker,” katanya.
Meskipun demikian, Hery menilai kebijakan penghapusan syarat tes antigen/PCR tersebut belum memberikan dampak langsung kepada Asita.
“Dampak langsung belum kami rasakan karena transaksi di biro perjalanan wisata dilakukan dalam beberapa tahap. Tetapi kami mulai membuka komunikasi dan marketing dengan travel partner untuk perjalanan wisata,” katanya.
Menurut dia, dampak langsung kebijakan tersebut justru akan lebih dirasakan oleh wisatawan yang berangkat secara mandiri.
Selain penghapusan kebijakan tes antigen/PCR, Asita DIY juga berharap percepatan pemulihan pariwisata di DIY juga berasal dari kembali dibukanya Bali untuk wisatawan asing.
“Biasanya, turis dari Bali akan terbang ke Yogyakarta sehingga dibukanya Bali untuk wisatawan asing diharapkan juga membawa dampak baik ke Yogyakarta. Apalagi jika nanti YIA berfungsi optimal untuk penerbangan internasional,” katanya.
“Kami sangat mendukung karena kebijakan ini akan meningkatkan minat orang untuk bepergian,” kata Ketua Asita DIY Hery Setyawan di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, syarat perjalanan berupa hasil negatif tes antigen/PCR kerap menjadi ganjalan bagi pelaku perjalanan termasuk wisatawan terutama yang tergabung dalam satu rombongan.
“Sudah pegang tiket untuk pergi, tetapi mendapat hasil positif dari tes antigen/PCR sehingga terpaksa membatalkan perjalanan. Terkadang, pembatalan dilakukan untuk satu rombongan sekaligus,” katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, akan membuat wisatawan kecewa dan biro perjalanan pun harus repot mengatur ulang rencana perjalanan wisata untuk rombongan tersebut.
“Sekarang sudah tidak ada syarat tersebut. Jadi, menurut kami sangat bagus. Ini kemudahan. Pariwisata bisa lebih longgar untuk bergerak,” katanya.
Ia menambahkan, penghapusan syarat hasil negatif tes antigen/PCR yang hanya diberlakukan bagi warga yang sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi dosis lanjutan tersebut juga menjadi upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara pelonggaran aktivitas dan kesehatan warga.
“Kami pun akan tetap menyarankan wisatawan untuk menggunakan masker selama belum ada aturan lain dari pemerintah. Dulu sebelum ada pandemi COVID-19, warga yang sedang sakit, flu, juga sudah memiliki kesadaran untuk mengenakan masker,” katanya.
Meskipun demikian, Hery menilai kebijakan penghapusan syarat tes antigen/PCR tersebut belum memberikan dampak langsung kepada Asita.
“Dampak langsung belum kami rasakan karena transaksi di biro perjalanan wisata dilakukan dalam beberapa tahap. Tetapi kami mulai membuka komunikasi dan marketing dengan travel partner untuk perjalanan wisata,” katanya.
Menurut dia, dampak langsung kebijakan tersebut justru akan lebih dirasakan oleh wisatawan yang berangkat secara mandiri.
Selain penghapusan kebijakan tes antigen/PCR, Asita DIY juga berharap percepatan pemulihan pariwisata di DIY juga berasal dari kembali dibukanya Bali untuk wisatawan asing.
“Biasanya, turis dari Bali akan terbang ke Yogyakarta sehingga dibukanya Bali untuk wisatawan asing diharapkan juga membawa dampak baik ke Yogyakarta. Apalagi jika nanti YIA berfungsi optimal untuk penerbangan internasional,” katanya.