Gunung Kidul (ANTARA) - Realisasi vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai tujuh persen atau sekitar 41.823 dari total 595.145 sasaran.
"Capaian vaksinasi booster memang belum maksimal atau kurang. Hal ini dikarenakan warga memandang cukup dua kali vaksin," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Senin.
Ia mengakui wacana kebijakan pemerintah pusat memberlakukan vaksin booster sebagai syarat mudik atau lainnya tidak berdampak pada peningkatan vaksinasi booster. Namun demikian, Dinkes Gunung Kidul berupaya optimal melakukan vaksinasi booster kepada target sasaran.
Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi booster membutuhkan partisipasi semua pihak. Tugas ini bukan semata-mata menjadi kewenangan dinkes, melainkan butuh kebersamaan mulai dari masyarakat, instansi pemerintah hingga pihak swasta.
“Jadi bukan semata-mata tugas dari bidang kesehatan, tapi pihak lain juga harus berpartisipasi agar hasilnya bisa lebih optimal,” katanya.
Dewi mengakui selama ini sudah menjalin kerja sama dengan TNI, pihak kepolisian maupun Badan Intelijen Negara (BIN) untuk percepatan vaksinasi. Namun demikian, ia tidak memasang target khusus dalam pelaksanaan vaksinasi booster.
"Yang jelas akan terus dilaksanakan, karena memang booster tidak bisa langsung diberikan karena syarat yang harus dipatuhi,” katanya.
Dia juga mengakui tingginya angka kematian terkonfirmasi COVID-19 di Gunung Kidul tidak lepas dari rendahnya capaian vaksinasi. Namun demikian, saat ini perkembangan kasus harian COVID-19 di Gunung Kidul sudah dalam tren penurunan. Sebagai contoh, pada Senin ada penambahan kasus baru sebanyak 25 orang. Sedangkan yang dinyatakan sembuh bertambah 51 pasien dan kematian akibat COVID-19 ada satu kasus.
“Totalnya ada 22.481 kasus, sebanyak 21.003 orang dinyatakan sembuh dan 1.151 orang meninggal dunia karena COVID-19. Sedangkan untuk yang kasus aktif masih ada 327 orang. Saat ini penambahan kasus COVID-19 sudah menurun, ” katanya.