Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) punya fasilitas riset produk pangan halal baru di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diharapkan bisa menjadi laboratorium rujukan riset produk halal di Indonesia.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan bahwa BRIN telah mengembangkan infrastruktur riset untuk mendukung penelitian dan inovasi produk halal.
Menurut dia, BRIN telah menyediakan tiga laboratorium dengan instrumen penelitian canggih guna mendukung riset produk pangan halal di Indonesia.
Baca juga: Peneliti dan nonpeneliti sebagai ekosistem dalam penelitian
"Ketiga laboratorium tersebut berada di Cibinong, Serpong, serta Playen," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, BRIN terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam riset serta membangun kolaborasi riset dan inovasi produk halal bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pusat Kajian Sains Halal Institut Pertanian Bogor, dan Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito mengatakan bahwa BRIN juga mendukung pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Produk Halal Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia tahun 2024.
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Satriyo Krido Wahono menjelaskan, fasilitas riset pangan dan produk pangan halal BRIN dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai skema.
"Fasilitas ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi penggiat usaha start up (rintisan) dan UMKM," kata Satriyo.
Fasilitas riset produk pangan halal BRIN di Playen meliputi empat gedung, yakni gedung ruang kerja bersama, gedung laboratorium terpadu, gedung pengujian in-vivo, dan gedung proses cGMP (current Good Manufacturing Practice/Praktik Manufaktur yang Baik Saat Ini).
Fasilitas riset tersebut antara lain memiliki laboratorium biomolekuler, laboratorium mikrobiologi, dan laboratorium mikologi serta sarana cGMP untuk proses produksi dan pengolahan kakao dan kopi, proses produksi mi, proses penepungan, laboratorium pengembangan produk, dan laboratorium sensoris.
Gedung laboratorium terpadu juga mencakup laboratorium material kemasan, stabilitas pangan, keamanan pangan, kimia pangan, fisika pangan, dan rekayasa pangan, sementara gedung pengujian in-vivo dimanfaatkan untuk pengujian produk pada hewan coba seperti mencit, ayam, dan sapi.
Baca juga: Tak berkembang, riset di Indonesia bermasalh
Baca juga: Peleburan Lembaga Eijkman diharapkan tak kurangi independensi
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan bahwa BRIN telah mengembangkan infrastruktur riset untuk mendukung penelitian dan inovasi produk halal.
Menurut dia, BRIN telah menyediakan tiga laboratorium dengan instrumen penelitian canggih guna mendukung riset produk pangan halal di Indonesia.
Baca juga: Peneliti dan nonpeneliti sebagai ekosistem dalam penelitian
"Ketiga laboratorium tersebut berada di Cibinong, Serpong, serta Playen," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, BRIN terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam riset serta membangun kolaborasi riset dan inovasi produk halal bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Pusat Kajian Sains Halal Institut Pertanian Bogor, dan Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito mengatakan bahwa BRIN juga mendukung pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Produk Halal Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia tahun 2024.
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Satriyo Krido Wahono menjelaskan, fasilitas riset pangan dan produk pangan halal BRIN dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai skema.
"Fasilitas ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi penggiat usaha start up (rintisan) dan UMKM," kata Satriyo.
Fasilitas riset produk pangan halal BRIN di Playen meliputi empat gedung, yakni gedung ruang kerja bersama, gedung laboratorium terpadu, gedung pengujian in-vivo, dan gedung proses cGMP (current Good Manufacturing Practice/Praktik Manufaktur yang Baik Saat Ini).
Fasilitas riset tersebut antara lain memiliki laboratorium biomolekuler, laboratorium mikrobiologi, dan laboratorium mikologi serta sarana cGMP untuk proses produksi dan pengolahan kakao dan kopi, proses produksi mi, proses penepungan, laboratorium pengembangan produk, dan laboratorium sensoris.
Gedung laboratorium terpadu juga mencakup laboratorium material kemasan, stabilitas pangan, keamanan pangan, kimia pangan, fisika pangan, dan rekayasa pangan, sementara gedung pengujian in-vivo dimanfaatkan untuk pengujian produk pada hewan coba seperti mencit, ayam, dan sapi.
Baca juga: Tak berkembang, riset di Indonesia bermasalh
Baca juga: Peleburan Lembaga Eijkman diharapkan tak kurangi independensi