Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan edukasi kepada pedagang hewan ternak yang masih berjualan meski 11 pasar hewan ditutup sementara, agar tidak bertransaksi dulu guna menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku di wilayah ini.
"Sejak kebijakan penutupan sementara pasar hewan, seluruh pasar diawasi agar tidak ada transaksi. Kebijakan ini dalam rangka memutus mata rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). " kata Kepala Dinas Perdagangan Gunung Kidul, Kelik Yuniantoro, di Gunung Kidul, Jumat,.
Menurut dia, pihaknya sudah mengumumkan bahwa 11 pasar hewan ditutup sementara dari 2-14 hari untuk dilakukan penyemprotan disinfektan, seperti Pasar Hewan Siyono dan Munggi.
Selama penutupan, pasar selalu disemprot disinfektan untuk membunuh virus, apalagi beberapa waktu lalu sebelum ditutup sempat ditemukan suspek PMK di Pasar Hewan Siyono.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Wibawanti Wulandari mengatakan sampai saat ini, ada 65 ekor hewan ternak yang terpapar PMK.
Menurut dia, potensi penambahan kasus masih sangat mungkin karena risiko penularan sangat tinggi. Hingga sekarang, suspek kasus sudah ada di enam kapanewon (kecamatan) di Gunung Kidul.
“Tidak saya rinci kapanewon, untuk melindungi peternak agar harga ternak tidak anjlok. Yang jelas, sudah ada di enam kapanewon yang terindikasi kasus PMK,” katanya.
"Sejak kebijakan penutupan sementara pasar hewan, seluruh pasar diawasi agar tidak ada transaksi. Kebijakan ini dalam rangka memutus mata rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). " kata Kepala Dinas Perdagangan Gunung Kidul, Kelik Yuniantoro, di Gunung Kidul, Jumat,.
Menurut dia, pihaknya sudah mengumumkan bahwa 11 pasar hewan ditutup sementara dari 2-14 hari untuk dilakukan penyemprotan disinfektan, seperti Pasar Hewan Siyono dan Munggi.
Selama penutupan, pasar selalu disemprot disinfektan untuk membunuh virus, apalagi beberapa waktu lalu sebelum ditutup sempat ditemukan suspek PMK di Pasar Hewan Siyono.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Wibawanti Wulandari mengatakan sampai saat ini, ada 65 ekor hewan ternak yang terpapar PMK.
Menurut dia, potensi penambahan kasus masih sangat mungkin karena risiko penularan sangat tinggi. Hingga sekarang, suspek kasus sudah ada di enam kapanewon (kecamatan) di Gunung Kidul.
“Tidak saya rinci kapanewon, untuk melindungi peternak agar harga ternak tidak anjlok. Yang jelas, sudah ada di enam kapanewon yang terindikasi kasus PMK,” katanya.