Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster, meski kasus COVID-19 aktif di wilayah itu tinggal empat orang, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 varian baru, yaitu BA.4 dan BA.5.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Rabu mengatakan pemerintah pusat memprediksi kasus COVID-19 bisa kembali melonjak di Juli 2022 yang diperkirakan adanya varian COVID-19 baru, yaitu BA.4 dan BA.5.
"Potensi lonjakan bisa ditangkal jika masyarakat sudah menerima vaksin COVID-19 sebagai pencegahan. Saat ini, kami kejar capaian vaksinasi sebanyak mungkin, khusus vaksinasi booster," kata Dewi.
Ia mengakui vaksin memang tidak sepenuhnya mencegah paparan COVID-19, namun kalau pun terpapar, gejala yang dirasakan bisa ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali, sehingga risiko kematian bisa dihindari.
Dewi memastikan upaya vaksinasi tidak berhenti. Vaksinasi COVID-19 rutin kini dilakukan oleh seluruh fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah, di mana masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis.
Capaian vaksinasi, khususnya booster, saat ini sudah di kisaran 29 persen. Selain mengejar capaian vaksinasi, seluruh faskes, baik milik pemerintah maupun swasta, dipastikan siap untuk penanganan COVID-19.
"Tinggal datang bawa kartu identitas, nanti bisa langsung menerima suntikan vaksin," katanya.
Dewi mengatakan Kantor Dinkes Gunung Kidul juga rutin menggelar vaksinasi massal setiap Kamis. Vaksinasi massal yang sifatnya terkoordinir dengan berbagai instansi pun masih berjalan.
Ia juga tetap mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan, meski saat ini dilonggarkan. Selain sebisa mungkin memakai masker, upaya menjaga jarak tetap perlu dilakukan.
Kasus paparan COVID-19 di Gunung Kidul sempat bertambah secara berturut-turut dalam sepekan terakhir. Saat ini total ada empat kasus aktif yang menjalani perawatan.
Tiga di antaranya merupakan kasus baru konfirmasi positif, di mana sebelumnya berstatus suspek, sedangkan satu kasus merupakan reinfeksi alias kembali terpapar COVID-19.
"Kemudian, ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 tetap siap, totalnya sekitar 137 unit, baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Rabu mengatakan pemerintah pusat memprediksi kasus COVID-19 bisa kembali melonjak di Juli 2022 yang diperkirakan adanya varian COVID-19 baru, yaitu BA.4 dan BA.5.
"Potensi lonjakan bisa ditangkal jika masyarakat sudah menerima vaksin COVID-19 sebagai pencegahan. Saat ini, kami kejar capaian vaksinasi sebanyak mungkin, khusus vaksinasi booster," kata Dewi.
Ia mengakui vaksin memang tidak sepenuhnya mencegah paparan COVID-19, namun kalau pun terpapar, gejala yang dirasakan bisa ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali, sehingga risiko kematian bisa dihindari.
Dewi memastikan upaya vaksinasi tidak berhenti. Vaksinasi COVID-19 rutin kini dilakukan oleh seluruh fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah, di mana masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis.
Capaian vaksinasi, khususnya booster, saat ini sudah di kisaran 29 persen. Selain mengejar capaian vaksinasi, seluruh faskes, baik milik pemerintah maupun swasta, dipastikan siap untuk penanganan COVID-19.
"Tinggal datang bawa kartu identitas, nanti bisa langsung menerima suntikan vaksin," katanya.
Dewi mengatakan Kantor Dinkes Gunung Kidul juga rutin menggelar vaksinasi massal setiap Kamis. Vaksinasi massal yang sifatnya terkoordinir dengan berbagai instansi pun masih berjalan.
Ia juga tetap mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan, meski saat ini dilonggarkan. Selain sebisa mungkin memakai masker, upaya menjaga jarak tetap perlu dilakukan.
Kasus paparan COVID-19 di Gunung Kidul sempat bertambah secara berturut-turut dalam sepekan terakhir. Saat ini total ada empat kasus aktif yang menjalani perawatan.
Tiga di antaranya merupakan kasus baru konfirmasi positif, di mana sebelumnya berstatus suspek, sedangkan satu kasus merupakan reinfeksi alias kembali terpapar COVID-19.
"Kemudian, ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 tetap siap, totalnya sekitar 137 unit, baik di rumah sakit pemerintah maupun swasta," katanya.