Yogyakarta (ANTARA) - Yayasan Langkah Hati Indonesia (YLHI) akan mendukung Badan Kependudukan dan Kelurga Berncana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam melakukan percepatan penurunan angka stunting di wilayah Provinsi DIY.
"Saat ini stunting di DIY mencapai 17,3 persen, diharapkan tahun 2024 mendatang turun menjadi 14 persen," kata Ketua YLHI Agra Aghasa usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara YLHI dengan BKKBN DIY dan Bank BRI, di Gunung Kidul, Senin (27/6).
Agra dalam keterangan tertulis, Rabu, mengatakan BKKBN DIY menunjuk YLHI sebagai pelaksana teknis di lapangan terkait program percepatan pengurangan angka stunting melalui gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting (Ortupenting) di wilayah DIY.
Penandatanganan MoU dilakukan di Dusun Ngalang Ombo, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, berkaitan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022. Pada acara tersebut juga diluncurkan gerakan Ortupenting.
Program Ortupenting merupakan salah satu upaya YLHI dalam mendukung kerja sama kemitraan pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana dalam menyiapkan generasi berkualitas (Bangga Kencana) yang telah dicanangkan oleh BKKBN.
Dengan demikian, tujuan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia untuk peningkatan potensi pemberdayaan ekonomi keluarga, peningkatan kualitas generasi muda dan pendampingan peningkatan kualitas hidup lanjut usia (lansia) tercapai dengan baik.
"Program kegiatan tersebut sinergi dengan program kegiatan YLHI di bidang gerakan sosial dan kemanusiaan," kata Agra.
Target YLHI dalam kaitan ini adalah meningkatkan kepedulian semua pihak akan pentingnya program Bangga Kencana dan Ortupenting untuk mensinergikan sumber daya yang ada pada didasarkan asas saling membantu, saling mendukung dengan semangat gotong royong sesuai dengan kearifan lokal dan peraturan perundang-undangan.
Selain mempertegas kegiatan kerja sama Ortupenting dengan BKKBN DIY dan BRI, YLHI juga akan membangun infrastruktur aplikasi donasi digital.
Platform digital penggalangan donasi berupa Aplikasi Orang Tua Asuh Peduli Stunting yaitu sebuah aplikasi penggalangan donasi bagi siapapun yang memiliki keinginan besar sebagai orang tua asuh untuk membantu kegiatan percepatan penurunan stunting di DIY.
"Hal itu harus terintegrasi dan berkelanjutan dengan tata kelola keuangan yang bankable serta mekanisme monitoring dan pelaporan yang sistematis," kata Agra.
Masa pengembangan aplikasi Ortupenting diperkirakan memakan waktu sekitar tiga bulan, termasuk di dalamnya proses uji coba dan integrasi sistem dengan Aplication Programming Interface (API) milik BRI.
Untuk langkah berikutnya, YLHI akan menggandeng lembaga penelitian dalam rangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan keminatan masyarakat terhadap gerakan Ortupenting.
YLHI bekerja sama dengan lembaga penelitian juga untuk melakukan kegiatan penyebaran informasi berupa polling, jajak pendapat dan sebagainya guna mengukur minat dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan stunting dan Ortupenting.
"Ini dilakukan agar semua kegiatan dapat terukur kapasitas dan cakupannya dengan baik sehingga gerakan ini dapat berjalan dengan tepat sasaran," katanya.
Pengembangan lainnya, YLHI juga membuka kerja sama dengan beberapa lembaga sosial dan kemanusiaan atau lembaga filantropi lainnya dalam rangka ikut mengkampanyekan dan berpartisipasi dalam mensosialisasikan Ortupenting berupa sosialisasi pada media cetak, digital, dan elektronik.
YLHI merancang dan mengimplementasikan strategi komunikasi dan social relationship agar gerakan Ortupenting dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya dengan baik dan tepat sasaran.
YLHI membuka kerja sama dengan semua pihak terkait untuk melakukan kegiatan fundraising program, berupa kegiatan penggalangan donasi yang dikemas ke dalam program kegiatan sosial dan gerakan kemanusiaan.
"Harapannya, YLHI dapat ikut berkontribusi dalam berperan serta membangun generasi bangsa yang berkualitas," ujar Agra.
"Saat ini stunting di DIY mencapai 17,3 persen, diharapkan tahun 2024 mendatang turun menjadi 14 persen," kata Ketua YLHI Agra Aghasa usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara YLHI dengan BKKBN DIY dan Bank BRI, di Gunung Kidul, Senin (27/6).
Agra dalam keterangan tertulis, Rabu, mengatakan BKKBN DIY menunjuk YLHI sebagai pelaksana teknis di lapangan terkait program percepatan pengurangan angka stunting melalui gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting (Ortupenting) di wilayah DIY.
Penandatanganan MoU dilakukan di Dusun Ngalang Ombo, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, berkaitan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022. Pada acara tersebut juga diluncurkan gerakan Ortupenting.
Program Ortupenting merupakan salah satu upaya YLHI dalam mendukung kerja sama kemitraan pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana dalam menyiapkan generasi berkualitas (Bangga Kencana) yang telah dicanangkan oleh BKKBN.
Dengan demikian, tujuan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia untuk peningkatan potensi pemberdayaan ekonomi keluarga, peningkatan kualitas generasi muda dan pendampingan peningkatan kualitas hidup lanjut usia (lansia) tercapai dengan baik.
"Program kegiatan tersebut sinergi dengan program kegiatan YLHI di bidang gerakan sosial dan kemanusiaan," kata Agra.
Target YLHI dalam kaitan ini adalah meningkatkan kepedulian semua pihak akan pentingnya program Bangga Kencana dan Ortupenting untuk mensinergikan sumber daya yang ada pada didasarkan asas saling membantu, saling mendukung dengan semangat gotong royong sesuai dengan kearifan lokal dan peraturan perundang-undangan.
Selain mempertegas kegiatan kerja sama Ortupenting dengan BKKBN DIY dan BRI, YLHI juga akan membangun infrastruktur aplikasi donasi digital.
Platform digital penggalangan donasi berupa Aplikasi Orang Tua Asuh Peduli Stunting yaitu sebuah aplikasi penggalangan donasi bagi siapapun yang memiliki keinginan besar sebagai orang tua asuh untuk membantu kegiatan percepatan penurunan stunting di DIY.
"Hal itu harus terintegrasi dan berkelanjutan dengan tata kelola keuangan yang bankable serta mekanisme monitoring dan pelaporan yang sistematis," kata Agra.
Masa pengembangan aplikasi Ortupenting diperkirakan memakan waktu sekitar tiga bulan, termasuk di dalamnya proses uji coba dan integrasi sistem dengan Aplication Programming Interface (API) milik BRI.
Untuk langkah berikutnya, YLHI akan menggandeng lembaga penelitian dalam rangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan keminatan masyarakat terhadap gerakan Ortupenting.
YLHI bekerja sama dengan lembaga penelitian juga untuk melakukan kegiatan penyebaran informasi berupa polling, jajak pendapat dan sebagainya guna mengukur minat dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan stunting dan Ortupenting.
"Ini dilakukan agar semua kegiatan dapat terukur kapasitas dan cakupannya dengan baik sehingga gerakan ini dapat berjalan dengan tepat sasaran," katanya.
Pengembangan lainnya, YLHI juga membuka kerja sama dengan beberapa lembaga sosial dan kemanusiaan atau lembaga filantropi lainnya dalam rangka ikut mengkampanyekan dan berpartisipasi dalam mensosialisasikan Ortupenting berupa sosialisasi pada media cetak, digital, dan elektronik.
YLHI merancang dan mengimplementasikan strategi komunikasi dan social relationship agar gerakan Ortupenting dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya dengan baik dan tepat sasaran.
YLHI membuka kerja sama dengan semua pihak terkait untuk melakukan kegiatan fundraising program, berupa kegiatan penggalangan donasi yang dikemas ke dalam program kegiatan sosial dan gerakan kemanusiaan.
"Harapannya, YLHI dapat ikut berkontribusi dalam berperan serta membangun generasi bangsa yang berkualitas," ujar Agra.