Kulon Progo (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhtarom Asrori meminta pemerintah daerah setempat serius menata kawasan Stadion Cangkring yang diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Muhtarom Asrori di Kulon Progo, Jumat, mengatakan kawasan Stadion Cangkring merupakan salah satu sektor yang terlupakan dan tersisihkan dari prioritas pembangunan Kulon Progo.
"Artinya kalau betul bahwa Stadion Cangkring menjadi kawasan terpadu, maka pemkab harus mulai serius menata," kata Muhtarom.
Ia meminta Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) segera menyusun rencana induk yang diikuti rencana detail teknis pengembangan Stadion Cangkring.
"Seandainya belum ada rencana induk dan detail teknis pengembangan, maka segera dibuat. Seandainya sudah ada, maka perlu dimulai pembangunannya sehingga kawasan Stadion Cangkring bisa terwujud," katanya.
Kabupaten Kulon Progo ada Bandara Internasional Yogyakarta dan rumah sakit bertaraf Internasional, namun membangun kawasan Stadion Cangkring saja tidak jelas sampai saat ini. Alasan klasik adalah keterbatasan anggaran.
"Tapi kalau pemkab betul-betul serius, masalah anggaran bisa dibicarakan dengan DPRD, Gubernur DIY maupun kementerian. Pengembangan sifatnya bisa bertahap sesuai dengan detail teknis pengembangan maupun rencana induk yang sudah dibuat," katanya.
Ia melihat pemkab tidak serius menjadikan Stadion Cangkring sebagai kawasan olahraga. Dengan dijadikannya Stadion Cangkring menjadi kawasan olahraga, maka akan memberikan ruang bagi masyarakat Kulon Progo, khususnya anak muda untuk berkreasi. Di samping itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Tapi mengapa pemkab tidak serius menjadikan Stadion Cangkring kawasan terpadu dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kulon Progo, padahal kawasan ini sudah ada berbagai fasilitas, termasuk pusat kuliner," katanya.
Saat ini, lanjut Muhtarom, Stadion Cangkring sudah mulai rusak, lingkungan stadion, dan gedung olahraga belum tertata dengan baik sehingga harus ada komitmen bersama Stadion Cangkring menjadi kawasan terpadu, baik, nyaman, menjadi tujuan warga untuk berkreasi, dan mengembangkan bakat.
Selain itu, katanya, harus ada komitmen yang diwujudkan sebagai prioritas anggaran setiap tahun, tidak hanya sebatas retorika.
"Kalau tidak segera dimulai terus kapan, apakah harus menunggu Stadion Cangkring semakin rusak parah, tentunya kan tidak," katanya.
Kepala Disdikpora Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan pihaknya sependapat dengan Komisi IV DPRD Kulon Progo untuk penataan Stadion Cangkring.
Untuk itu, Disdikpora selalu berkoordinasi dengan OPD terkait untuk mematangkan rencana penataan stadion dimaksud. Penataan meliputi aspek tata cara penggunaan, pemeliharaan, penambahan kelengkapan fasilitas, dan renovasi bangunan.
'Tentu saja semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Mudah-mudahan pembiayaan tersebut bisa dialokasikan pada APBD perubahan dan atau APBD 2023," harap Arif Prastowo.
Muhtarom Asrori di Kulon Progo, Jumat, mengatakan kawasan Stadion Cangkring merupakan salah satu sektor yang terlupakan dan tersisihkan dari prioritas pembangunan Kulon Progo.
"Artinya kalau betul bahwa Stadion Cangkring menjadi kawasan terpadu, maka pemkab harus mulai serius menata," kata Muhtarom.
Ia meminta Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) segera menyusun rencana induk yang diikuti rencana detail teknis pengembangan Stadion Cangkring.
"Seandainya belum ada rencana induk dan detail teknis pengembangan, maka segera dibuat. Seandainya sudah ada, maka perlu dimulai pembangunannya sehingga kawasan Stadion Cangkring bisa terwujud," katanya.
Kabupaten Kulon Progo ada Bandara Internasional Yogyakarta dan rumah sakit bertaraf Internasional, namun membangun kawasan Stadion Cangkring saja tidak jelas sampai saat ini. Alasan klasik adalah keterbatasan anggaran.
"Tapi kalau pemkab betul-betul serius, masalah anggaran bisa dibicarakan dengan DPRD, Gubernur DIY maupun kementerian. Pengembangan sifatnya bisa bertahap sesuai dengan detail teknis pengembangan maupun rencana induk yang sudah dibuat," katanya.
Ia melihat pemkab tidak serius menjadikan Stadion Cangkring sebagai kawasan olahraga. Dengan dijadikannya Stadion Cangkring menjadi kawasan olahraga, maka akan memberikan ruang bagi masyarakat Kulon Progo, khususnya anak muda untuk berkreasi. Di samping itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Tapi mengapa pemkab tidak serius menjadikan Stadion Cangkring kawasan terpadu dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kulon Progo, padahal kawasan ini sudah ada berbagai fasilitas, termasuk pusat kuliner," katanya.
Saat ini, lanjut Muhtarom, Stadion Cangkring sudah mulai rusak, lingkungan stadion, dan gedung olahraga belum tertata dengan baik sehingga harus ada komitmen bersama Stadion Cangkring menjadi kawasan terpadu, baik, nyaman, menjadi tujuan warga untuk berkreasi, dan mengembangkan bakat.
Selain itu, katanya, harus ada komitmen yang diwujudkan sebagai prioritas anggaran setiap tahun, tidak hanya sebatas retorika.
"Kalau tidak segera dimulai terus kapan, apakah harus menunggu Stadion Cangkring semakin rusak parah, tentunya kan tidak," katanya.
Kepala Disdikpora Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan pihaknya sependapat dengan Komisi IV DPRD Kulon Progo untuk penataan Stadion Cangkring.
Untuk itu, Disdikpora selalu berkoordinasi dengan OPD terkait untuk mematangkan rencana penataan stadion dimaksud. Penataan meliputi aspek tata cara penggunaan, pemeliharaan, penambahan kelengkapan fasilitas, dan renovasi bangunan.
'Tentu saja semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Mudah-mudahan pembiayaan tersebut bisa dialokasikan pada APBD perubahan dan atau APBD 2023," harap Arif Prastowo.