Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memproyeksi Desa (Kalurahan) Karangrejek sebagai kampung hortikultura bawang merah dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Rabu, mengatakan dalam jangka pendek Karangrejek akan diproyeksikan jadi kampung hortikultura.
"Jangka menengah program ini akan direplikasi di beberapa wilayah. Kemudian jangka panjangnya akan tumbuh sentra-sentra bawang merah," kata Rismiyadi.
Baca juga: Sleman mengembangkan potensi pertanian hortikultura di lereng Merapi
Ia mengatakan tahun ini Gunungkidul mendapat bantuan benih bawang merah sebanyak 10 ton untuk ditanami di lahan seluas 10 hektare dari Kementerian Pertanian.
Bantuan tersebut diperbantukan bagi tiga kelompok tani yakni Kelompok Tani Guyub Blimbing, Kelompok Tani Sumber Mulyo Blimbing, Kelompok Tani Handayani II Karangduwet.
"Kami proyeksikan produktivitas hasil panen di kelompok tani tersebut 18 ton sampai 20 ton per hektare," katanya.
Rismiyadi mengatakan dengan fluktuasi harga bawang merah yang tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan peluang yang bagus karena petani Karangrejek berani menanam bawang merah,
"Dalam posisi harga bawang merah yang naik ini, menjadi kesempatan bagus untuk petani," ucapnya.
Lurah/Kades Karangrejek Supramonco mengatakan Karangrejek memiliki hasil pertanian dan produk UMKM yang bagus.
"Harapannya pertanian di Karangrejek ke depan bisa lebih maju dan dengan adanya pasar lelang bisa berjalan lancar dan sukses untuk penjualan hasil pertanian di Karangrejek," ucapnya.
Ketua Gapoktan Samiran mengatakan tujuan dibangunnya bangsal lelang yakni menampung seluruh hasil produk pertanian dan sarana untuk mendukung penjualan hasil pertanian.
"Dengan adanya pasar tani di Karangrejek, terjadi transaksi dan petani tidak kesulitan menjual, dapat menambah penghasilan petani," katanya.
Baca juga: Tingkatkan kesejahteraan petani via food estate
Baca juga: Petani harus pintar cari peluang
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Rabu, mengatakan dalam jangka pendek Karangrejek akan diproyeksikan jadi kampung hortikultura.
"Jangka menengah program ini akan direplikasi di beberapa wilayah. Kemudian jangka panjangnya akan tumbuh sentra-sentra bawang merah," kata Rismiyadi.
Baca juga: Sleman mengembangkan potensi pertanian hortikultura di lereng Merapi
Ia mengatakan tahun ini Gunungkidul mendapat bantuan benih bawang merah sebanyak 10 ton untuk ditanami di lahan seluas 10 hektare dari Kementerian Pertanian.
Bantuan tersebut diperbantukan bagi tiga kelompok tani yakni Kelompok Tani Guyub Blimbing, Kelompok Tani Sumber Mulyo Blimbing, Kelompok Tani Handayani II Karangduwet.
"Kami proyeksikan produktivitas hasil panen di kelompok tani tersebut 18 ton sampai 20 ton per hektare," katanya.
Rismiyadi mengatakan dengan fluktuasi harga bawang merah yang tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan peluang yang bagus karena petani Karangrejek berani menanam bawang merah,
"Dalam posisi harga bawang merah yang naik ini, menjadi kesempatan bagus untuk petani," ucapnya.
Lurah/Kades Karangrejek Supramonco mengatakan Karangrejek memiliki hasil pertanian dan produk UMKM yang bagus.
"Harapannya pertanian di Karangrejek ke depan bisa lebih maju dan dengan adanya pasar lelang bisa berjalan lancar dan sukses untuk penjualan hasil pertanian di Karangrejek," ucapnya.
Ketua Gapoktan Samiran mengatakan tujuan dibangunnya bangsal lelang yakni menampung seluruh hasil produk pertanian dan sarana untuk mendukung penjualan hasil pertanian.
"Dengan adanya pasar tani di Karangrejek, terjadi transaksi dan petani tidak kesulitan menjual, dapat menambah penghasilan petani," katanya.
Baca juga: Tingkatkan kesejahteraan petani via food estate
Baca juga: Petani harus pintar cari peluang