Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta optimistis mampu menurunkan angka kemiskinan yang mengalami kenaikan akibat pandemi COVID-19 dan mencapai target angka kemiskinan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada akhir 2022.
"Ada beberapa program strategis yang kami lakukan sepanjang 2022 untuk program penanggulangan kemiskinan sehingga pada tahun ini kami optimistis mampu mencapai target sesuai RPJMD," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Selasa.
Strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di antaranya meliputi pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin melalui sistem jaminan kesehatan (cakupan kesehatan semesta), jaminan pendidikan, jaminan sosial, dan bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah kota menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menjalankan pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil, dan menyinergikan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah kota juga membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di tingkat kecamatan dan kelurahan, yang kini sudah diubah menjadi Tim Penanggulangan Kemiskinan (Tim Penangkis).
Akibat pandemi COVID-19, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta pada 2020 mengalami kenaikan menjadi 7,27 persen dari 6,84 persen pada 2019.
Pada 2021 angka kemiskinan naik lagi menjadi 7,69 persen, melebihi target angka kemiskinan dalam RPJMD yang ditetapkan sebesar 7,29 persen.
Agus menyebut kenaikan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta selama pandemi COVID-19 terjadi akibat pelemahan pada kelompok pendapatan 40 persen terbawah yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
Pada 2022, Pemerintah Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran total Rp84,2 miliar untuk berbagai program penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menekankan pentingnya perbaikan data, mulai dari sistem pendataan hingga analisis data, dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
"Melakukan identifikasi secara tepat sesuai situasi dan level kemiskinan menjadi sangat penting untuk menentukan jenis penanganan yang harus dilakukan," katanya.
"Ada beberapa program strategis yang kami lakukan sepanjang 2022 untuk program penanggulangan kemiskinan sehingga pada tahun ini kami optimistis mampu mencapai target sesuai RPJMD," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Selasa.
Strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di antaranya meliputi pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin melalui sistem jaminan kesehatan (cakupan kesehatan semesta), jaminan pendidikan, jaminan sosial, dan bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah kota menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menjalankan pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil, dan menyinergikan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah kota juga membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di tingkat kecamatan dan kelurahan, yang kini sudah diubah menjadi Tim Penanggulangan Kemiskinan (Tim Penangkis).
Akibat pandemi COVID-19, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta pada 2020 mengalami kenaikan menjadi 7,27 persen dari 6,84 persen pada 2019.
Pada 2021 angka kemiskinan naik lagi menjadi 7,69 persen, melebihi target angka kemiskinan dalam RPJMD yang ditetapkan sebesar 7,29 persen.
Agus menyebut kenaikan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta selama pandemi COVID-19 terjadi akibat pelemahan pada kelompok pendapatan 40 persen terbawah yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
Pada 2022, Pemerintah Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran total Rp84,2 miliar untuk berbagai program penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menekankan pentingnya perbaikan data, mulai dari sistem pendataan hingga analisis data, dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
"Melakukan identifikasi secara tepat sesuai situasi dan level kemiskinan menjadi sangat penting untuk menentukan jenis penanganan yang harus dilakukan," katanya.