Yogyakarta (ANTARA) - Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Yogyakarta menyiapkan aplikasi daring untuk menyampaikan laporan deteksi dini kondisi di lingkungan masyarakat sebagai bagian antisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Ini adalah gebrakan baru yang kami upayakan. Masih dalam proses penyusunan, tetapi harapannya bisa segera diluncurkan," kata Anggota FKDM Kota Yogyakarta Indra Haryanto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, aplikasi daring tersebut rencananya akan diberi nama Lapak Dini atau Lapor Pak Deteksi Dini dan bisa diunduh melalui telepon selular. Data pelaporan yang masuk dalam aplikasi tersebut hanya bisa diakses oleh anggota FKDM.
Baca juga: Yogyakarta optimistis mampu menurunkan angka kemiskinan pada akhir 2022
Dia menjelaskan anggota FKDM akan mendapat notifikasi apabila di wilayah kerja mereka muncul kejadian yang perlu ditindaklanjuti atau berpotensi mengarah ke gesekan sosial yang lebih luas.
"Nantinya, anggota FKDM akan langsung lapor ke pemangku wilayah setempat. Bisa langsung lapor ke kelurahan atau ke kecamatan," tambahnya.
Penggunaan aplikasi tersebut juga akan dikoordinasikan dengan instansi terkait, seperti polisi dan TNI, karena informasi yang disampaikan bisa saja bersifat rahasia atau penting sehingga harus dikelola secara hati-hati.
Di Kota Yogyakarta saat ini sudah terbentuk FKDM hingga ke tingkat kelurahan, dengan total anggota sebanyak 302 orang yang terdiri atas tujuh anggota FKDM tingkat Kota Yogyakarta, 70 anggota di kecamatan, dan 225 anggota di kelurahan.
"Keanggotaan kami berasal dari berbagai latar belakang yang diharapkan dapat berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap berbagai kejadian," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta Budi Santosa mengatakan FKDM berperan mengumpulkan data dan informasi awal berbasis masyarakat.
"Informasi yang disampaikan masih bersifat data mentah sehingga perlu dianalisa. Harapannya, informasi atau data tersebut dapat dimanfaatkan di level tertentu," ujarnya.
Data dan informasi yang dikumpulkan juga menjadi bagian dari analisis dan indikator kestabilan suatu wilayah.
Baca juga: Dispar Sleman mendukung kegiatan "outing" bagi disabilitas
Baca juga: 13.000 siswa tidak mampu di Yogyakarta terima jaminan pendidikan daerah
"Ini adalah gebrakan baru yang kami upayakan. Masih dalam proses penyusunan, tetapi harapannya bisa segera diluncurkan," kata Anggota FKDM Kota Yogyakarta Indra Haryanto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, aplikasi daring tersebut rencananya akan diberi nama Lapak Dini atau Lapor Pak Deteksi Dini dan bisa diunduh melalui telepon selular. Data pelaporan yang masuk dalam aplikasi tersebut hanya bisa diakses oleh anggota FKDM.
Baca juga: Yogyakarta optimistis mampu menurunkan angka kemiskinan pada akhir 2022
Dia menjelaskan anggota FKDM akan mendapat notifikasi apabila di wilayah kerja mereka muncul kejadian yang perlu ditindaklanjuti atau berpotensi mengarah ke gesekan sosial yang lebih luas.
"Nantinya, anggota FKDM akan langsung lapor ke pemangku wilayah setempat. Bisa langsung lapor ke kelurahan atau ke kecamatan," tambahnya.
Penggunaan aplikasi tersebut juga akan dikoordinasikan dengan instansi terkait, seperti polisi dan TNI, karena informasi yang disampaikan bisa saja bersifat rahasia atau penting sehingga harus dikelola secara hati-hati.
Di Kota Yogyakarta saat ini sudah terbentuk FKDM hingga ke tingkat kelurahan, dengan total anggota sebanyak 302 orang yang terdiri atas tujuh anggota FKDM tingkat Kota Yogyakarta, 70 anggota di kecamatan, dan 225 anggota di kelurahan.
"Keanggotaan kami berasal dari berbagai latar belakang yang diharapkan dapat berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap berbagai kejadian," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta Budi Santosa mengatakan FKDM berperan mengumpulkan data dan informasi awal berbasis masyarakat.
"Informasi yang disampaikan masih bersifat data mentah sehingga perlu dianalisa. Harapannya, informasi atau data tersebut dapat dimanfaatkan di level tertentu," ujarnya.
Data dan informasi yang dikumpulkan juga menjadi bagian dari analisis dan indikator kestabilan suatu wilayah.
Baca juga: Dispar Sleman mendukung kegiatan "outing" bagi disabilitas
Baca juga: 13.000 siswa tidak mampu di Yogyakarta terima jaminan pendidikan daerah