Denpasar (ANTARA) - Arcana Foundation dan Kitapoleng Bali melalui dukungan Kemendikbudristek menghadirkan teater monolog berjudul Drupadi yang siap ditampilkan berbeda di Festival Seni Bali Jani (FSBJ) 2022.
"Teater monolog 'Drupadi' Sabtu (15/10) akan dipentaskan dalam Festival Seni Bali Jani 2022. Sosok Drupadi dihadirkan sebagai perempuan yang berani menggugat sistem patriarki yang telah melekat sejak masa klasik sampai kehidupan manusia di masa kini," kata penulis naskah sekaligus sutradara monolog Drupadi Putu Fajar Arcana, di Denpasar, Selasa.
Fajar menyampaikan bahwa isi dalam pertunjukan ini berbeda dengan Drupadi dalam kisah kedewaan. Karakter dewi tersebut hanya menjadi gagasan untuk mencerahkan diri soal eksistensi atau keberadaan perempuan.
Lebih jauh, pertunjukan itu digarap dengan koreografi yang melibatkan puluhan seniman di atas panggung dengan total 75 orang yang terlibat, prosesnya sendiri telah dimulai sejak 2020 lalu dari penulisan naskah.
"Saya melihat adegan paling puncak terhadap eksistensi perempuan, motif ini bukan meniru Mahabarata, tapi Jasmine Kitapoleng membuat koreografi sendiri untuk mengatakan bahwa setiap hari, hari ini dan ke depan mungkin akan selalu terjadi pelecehan-pelecehan terhadap perempuan," ujar Fajar.
Kondisi sosial ini yang melatarbelakangi Fajar Arcana dalam menggagas Drupadi. Ia melihat posisi perempuan yang berada dalam sistem patriarki yang melemahkan perempuan itu sendiri.
"Kita menemukan hal-hal ini akan selalu terjadi sepanjang patriarki kultur kekuasaan laki-laki dalam politik, budaya, dan kehidupan sosial masih ada dan perempuan tidak bisa tampak. Saya ingin memproses ini dalam lakon yang sangat dalam soal eksistensi perempuan," kata dia pula.
Melalui pertunjukan ini, Fajar berusaha untuk menghadirkan penerjemahan terhadap kondisi kehidupan saat ini. Basis teknologi multimedia digunakan karena seni dilihatnya terus berkembang, dan seni visual menjadi kecenderungan manusia merespons realitas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kisah "Drupadi" tampil berbeda di Festival Seni Bali Jani
"Teater monolog 'Drupadi' Sabtu (15/10) akan dipentaskan dalam Festival Seni Bali Jani 2022. Sosok Drupadi dihadirkan sebagai perempuan yang berani menggugat sistem patriarki yang telah melekat sejak masa klasik sampai kehidupan manusia di masa kini," kata penulis naskah sekaligus sutradara monolog Drupadi Putu Fajar Arcana, di Denpasar, Selasa.
Fajar menyampaikan bahwa isi dalam pertunjukan ini berbeda dengan Drupadi dalam kisah kedewaan. Karakter dewi tersebut hanya menjadi gagasan untuk mencerahkan diri soal eksistensi atau keberadaan perempuan.
Lebih jauh, pertunjukan itu digarap dengan koreografi yang melibatkan puluhan seniman di atas panggung dengan total 75 orang yang terlibat, prosesnya sendiri telah dimulai sejak 2020 lalu dari penulisan naskah.
"Saya melihat adegan paling puncak terhadap eksistensi perempuan, motif ini bukan meniru Mahabarata, tapi Jasmine Kitapoleng membuat koreografi sendiri untuk mengatakan bahwa setiap hari, hari ini dan ke depan mungkin akan selalu terjadi pelecehan-pelecehan terhadap perempuan," ujar Fajar.
Kondisi sosial ini yang melatarbelakangi Fajar Arcana dalam menggagas Drupadi. Ia melihat posisi perempuan yang berada dalam sistem patriarki yang melemahkan perempuan itu sendiri.
"Kita menemukan hal-hal ini akan selalu terjadi sepanjang patriarki kultur kekuasaan laki-laki dalam politik, budaya, dan kehidupan sosial masih ada dan perempuan tidak bisa tampak. Saya ingin memproses ini dalam lakon yang sangat dalam soal eksistensi perempuan," kata dia pula.
Melalui pertunjukan ini, Fajar berusaha untuk menghadirkan penerjemahan terhadap kondisi kehidupan saat ini. Basis teknologi multimedia digunakan karena seni dilihatnya terus berkembang, dan seni visual menjadi kecenderungan manusia merespons realitas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kisah "Drupadi" tampil berbeda di Festival Seni Bali Jani