Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak untuk mengantisipasi kenaikan kasus dan penyakit lainnya pada musim hujan.

Kelapa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul Wibawanti di Gunungkidul, Senin, mengatakan, pihaknya menerjunkan petugas untuk melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak dan pemberian vaksinasi penyakit mulut dan kuku  (PMK).

"Kami melakukan antisipasi penyebaran PMK pada musim hujan adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dan kekebalan ternak dengan vaksinasi dan penandaan ternak," kata Wibawanti.

Baca juga: Bupati Sleman serahkan bantuan dari Kementan ke peternak terdampak PMK

Ia mengatakan, pencegahan penyebaran PMK intensif dilakukan agar kasusnya dapat dilokalisir. Salah satunya dengan program vaksinasi PMK. Berdasarkan data, sebaran kasus PMK ada di seluruh kapanewon atau setara kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, dengan jumlah kasus berbeda-beda.

"Sampai saat ini, total hewan ternak telah divaksin mencapai sekitar 19 ribu ekor," katanya.

Perjuangan petugas lapangan tidak mudah, karena bergerak dari kandang ke kandang dengan medan sulit, naik turun bukti dan licin.

"Kami tidak putus asa. Petugas di lapangan tetap semangat," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan DPKH juga melaksanakan penandaan dan pendataan hewan ternak dalam rangka optimalisasi data kegiatan vaksinasi PMK menggunakan tanda pengenal pada ternak berupa Eartag Secure QR Code yang terhubung secara digital melalui Aplikasi Identik PKH.

"Populasi sapi hingga sekarang ada sekitar 157.000 ekor," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan musim hujan memicu kerawanan berbagai penyakit pada hewan ternak. Saat ini, Gunungkidul masih berstatus zona merah PMK.

Ia mengatakan upaya pencegahan PMK dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya memperkuat daya tahan tubuh ternak dengan pemberian pakan secara rutin. Penyemprotan disinfektan juga sangat dibutuhkan agar lokasi kandang bebas dari potensi penyebaran penyakit.

“Penyemprotan bisa dilakukan setiap dua hari sekali. Caranya mudah dan tidak beda jauh dengan pencegahan untuk penyebaran virus corona,” katanya.

Ia mengatakan jumlah petugas di lapangan yang siaga sebanyak 27 orang. Terdiri dari PNS dokter hewan struktural enam orang, fungsional lapangan 16 orang termasuk tenaga harian lepas (THL), dan paramedik lima orang.

"Kendala petugas adalah soal medan, karena lokasi pengobatan hewan ternak terjangkit PMK ada di pegunungan," katanya.

Baca juga: Pemkab Sleman ajukan pemberian kompensasi ternak mati akibat PMK tahap II

Pewarta : Sutarmi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024