Bantul, Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menekan angka penularan penyakit tuberkulosis atau TBC di daerah itu melalui terapi pencegahan TBC (TPT) bagi kontak erat pasien yang mengidap penyakit tersebut.

"Beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan angka penularan penyakit TBC di Bantul. Salah satunya adalah memberikan bagi kontak erat pasien TBC," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Rahardjo dalam keterangan tertulisnya di Bantul, Jumat.

Selain itu, upaya menekan penularan TBC dilakukan dengan menguatkan jejaring internal dan eksternal fasilitas kesehatan, serta kolaborasi multi sektor melalui pendekatan District based Public Private Mix (DPPM).

"Melalui pendekatan DPPM, Dinkes Bantul, fasilitas kesehatan, dan komunitas saling berkolaborasi untuk meningkatkan angka penemuan kasus TBC serta memastikan pasien mendapatkan pengobatan sesuai standar dan berpusat pada pasien," katanya.

SSR Sinergi Sehat Indonesia Bantul sebagai TBC Komunitas juga melakukan peranannya dalam penemuan kasus melalui kegiatan investigasi kontak (tracing), sosialisasi TBC ke masyarakat, mendorong pemberian TPT pada kontak erat pasien, pelacakan dan edukasi pasien TBC putus berobat, serta pendampingan pasien.

"Harapannya dengan adanya upaya kolaborasi tersebut dapat meningkatkan penanggulangan TBC di Kabupaten Bantul," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bantul, dari bulan Januari sampai November 2022, tercatat ada 1.216 kasus TBC yang ditemukan di seluruh fasilitas kesehatan di Bantul, 619 diantaranya adalah kasus TBC anak dan 12 kasus pasien TBC resisten obat.

"Jumlah tersebut masih 50 persen dari estimasi 2.431 kasus TBC di Bantul. Artinya masih banyak orang dengan TBC yang masih belum ditemukan dan diobati," katanya.

Selain masih banyaknya estimasi orang dengan TBC yang belum ditemukan, kata dia, angka pasien yang putus berobat TBC di Bantul cukup tinggi yaitu sebesar 3,93 persen dari jumlah pasien yang diobati tahun 2021.

Pasien yang tidak menjalani pengobatan sampai tuntas dikhawatirkan akan membuat pasien terkena TBC resisten obat.

"Oleh karena itu pendampingan bagi pasien TBC agar dapat menjalani pengobatan sampai tuntas sangat dibutuhkan," katanya.

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024