Yogyakarta (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Kementerian Pertanian (Kementan) pada awal 2023 melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta (SV UNS) siap mencetak milenial pertanian berkualitas.
Siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan PKS tersebut merupakan komitmen Polbangtan YoMa terhadap target utama Kementan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas dan unggul.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan pengembangan pendidikan vokasi penting dilakukan khususnya meningkatkan kualitas pembelajaran dari pelaku industri maupun praktisi industri maupun dengan sesama penyelenggara pendidikan vokasi lainnya. Tujuannya memperkaya kurikulum dan praktik pembelajaran kepada mahasiswa.
Menurut dia, pendidikan vokasi mempunyai peran penting menghasilkan petani milenial berkualitas, berdaya saing, dan berjiwa entrepeneur. "Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri, praktisi, dan akademisi agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru," kata Mentan Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan, untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
"Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator)," ujar Dedi.
Tujuan Utama Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani oleh Direktur Polbangtan YOMA dan Dekan Vokasi UNS yaitu untuk meningkatkan praktik penyelenggaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa kedua belah pihak.
Dalam upaya mendukung MBKM tersebut, isi dari PKS antara Polbangtan YoMa dan SV UNS, khususnya Program Studi D3 Agribisnis ini mencakup penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hingga pengembangan inkubator bisnis.
"Cakupan PKS ini mulai dari review dan pengembangan kurikulum, kegiatan MBKM, sinergisme dengan DUDIKA, pengembangan PWMP, hingga kerja sama pengembagan Jurnal Penelitian," kata Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto.
Lebih lanjut Bambang berharap kerja sama yang sudah terjalin ini harus benar-benar direalisasikan di lapangan. "PKS ini harus benar-benar kita realisasikan, jangan hanya berhenti di atas kertas saja," katanya.
Penandatanganan PKS yang dilaksanakan di rektorat UNS tersebut juga disaksikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi UNS dan Kepala Program Studi Agribisnis SV UNS, serta segenap mahasiswa SV UNS.
Kegiatan dilanjutkan dengan kuliah umum bertajuk "Pengembangan SDM Wirausaha Pertanian melalui Inovasi Teknologi Pertanian" yang diisi oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan YoMa.
Siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan PKS tersebut merupakan komitmen Polbangtan YoMa terhadap target utama Kementan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas dan unggul.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan pengembangan pendidikan vokasi penting dilakukan khususnya meningkatkan kualitas pembelajaran dari pelaku industri maupun praktisi industri maupun dengan sesama penyelenggara pendidikan vokasi lainnya. Tujuannya memperkaya kurikulum dan praktik pembelajaran kepada mahasiswa.
Menurut dia, pendidikan vokasi mempunyai peran penting menghasilkan petani milenial berkualitas, berdaya saing, dan berjiwa entrepeneur. "Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri, praktisi, dan akademisi agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru," kata Mentan Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan, untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
"Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator)," ujar Dedi.
Tujuan Utama Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani oleh Direktur Polbangtan YOMA dan Dekan Vokasi UNS yaitu untuk meningkatkan praktik penyelenggaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa kedua belah pihak.
Dalam upaya mendukung MBKM tersebut, isi dari PKS antara Polbangtan YoMa dan SV UNS, khususnya Program Studi D3 Agribisnis ini mencakup penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hingga pengembangan inkubator bisnis.
"Cakupan PKS ini mulai dari review dan pengembangan kurikulum, kegiatan MBKM, sinergisme dengan DUDIKA, pengembangan PWMP, hingga kerja sama pengembagan Jurnal Penelitian," kata Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto.
Lebih lanjut Bambang berharap kerja sama yang sudah terjalin ini harus benar-benar direalisasikan di lapangan. "PKS ini harus benar-benar kita realisasikan, jangan hanya berhenti di atas kertas saja," katanya.
Penandatanganan PKS yang dilaksanakan di rektorat UNS tersebut juga disaksikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi UNS dan Kepala Program Studi Agribisnis SV UNS, serta segenap mahasiswa SV UNS.
Kegiatan dilanjutkan dengan kuliah umum bertajuk "Pengembangan SDM Wirausaha Pertanian melalui Inovasi Teknologi Pertanian" yang diisi oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan YoMa.