Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebutkan bahwa kejadian di SMPN 1 Cangkringan pada Senin pagi bukan merupakan kesurupan namun ada sejumlah siswa yang merasa ketakutan hingga histeris.

"Kejadian di SMPN 1 Cangkringan. Peristiwanya tadi pagi pada saat upacara bendera. Tapi bukan kesurupan massal, hanya beberapa pelajar kesurupan, yang (siswa, red.) lain pada histeris teriak-teriak karena ketakutan," katanya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin sore.

Sebelumnya, di unggahan Twitter disebutkan terjadi kesurupan massal yang dialami siswa SMPN 1 Cangkringan, Sleman pada Senin pagi, sehingga siswa dipulangkan dari sekolah.

Dia membenarkan adanya informasi peristiwa tersebut di SMPN 1 Cangkringan.

Namun, kata dia, kejadian tersebut bukan kesurupan massal, melainkan hanya beberapa pelajar yang mengalami kesurupan dan siswa lain merasakan ketakutan hingga histeris.

"Kejadian tersebut berawal dari salah seorang siswa yang mengalami pusing dan diantarkan ke ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Namun sejumlah siswa yang melihat itu, malah ketakutan dan menjadi histeris karena mengira kalau siswa itu kesurupan dan pada takut," katanya.

Kustini tidak membantah jika memang ada tiga siswa yang kesurupan, tetapi yang lain itu hanya ketakutan sampai histeris.

"Sekitar belasan siswa yang ketakutan," katanya.

Oleh karena peristiwa tersebut, pihak sekolah meminta bantuan kepolisian dan sejumlah relawan di sekitar.

Agar suasana kondusif, semua siswa akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing.

Belajar dari peristiwa tersebut, Kustini meminta semua sekolah untuk menguatkan kembali pelajaran rohani kepada para siswanya.

"Sebenarnya semua sekolah perlu dikuatkan lagi pelajaran rohaninya untuk para siswa. Agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya.


Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024