Yogyakarta (ANTARA) - Tim Bimasakti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta resmi memulai riset teknologi hibrida atau hybrid untuk mobil formula menyesuaikan perkembangan teknologi otomotif dan motor sport dunia.
"Perkembangan teknologi motor sport dunia yang semakin maju memotivasi Tim Bimasakti untuk mengambil langkah menjadi pionir teknologi hybrid powertrain di dunia motor sport Indonesia," kata Kapten Tim Bimasakti Generasi 12 Yosh Alfaninata melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Peluncuran resmi Riset Mobil Formula Student Hybrid berlangsung pada Minggu (22/1) di Garasi Tirtodipuran 17, Tujuan Coffee Yogyakarta.
Tim Bimasakti merupakan tim formula mahasiswa Indonesia pertama dari UGM yang dibentuk pada 2010 dan mulai mengikuti kompetisi pada tahun 2011.
Menurut Yosh, sebagai langkah awal menjadi pionir teknologi mobil formula hybrid di Indonesia, Tim Bimasakti telah menentukan beberapa keperluan desain yang ingin dikembangkan.
Selain itu, kata dia, Tim Bimasakti juga telah membuat visual tiga dimensi dari komponen-komponen sistem hybrid, yaitu sistem powertrain, drivetrain, dan energy storage system.
Yosh mengatakan riset teknologi hybrid itu dilakukan berdasarkan pengamatan pada teknologi yang telah diterapkan pada mobil Formula 1, supercar, dan juga mobil produksi lainnya berdasarkan kaidah "engineering workflow" yang baik mulai dari kalkulasi, analisis, dan validasi, serta melalui berbagai jurnal terkait.
Menurut dia, sistem hybrid yang dikembangkan Tim Bimasakti memiliki cara kerja yang serupa dengan teknologi hybrid pada mobil-mobil Formula 1, yaitu menggunakan Regenerative Braking System yang mampu memanfaatkan energi yang terbuang akibat proses pengereman sehingga mesin dapat bekerja secara lebih efisien, hemat bahan bakar, dan lebih rendah emisi gas karbon.
"Sistem ini juga mampu meningkatkan akselerasi dan juga performa mobil," kata dia.
Yosh menuturkan sistem yang dikembangkan akan memiliki kapasitas penyimpanan energi sebesar 500 Wh, voltase maksimum sebesar kurang dari 60 Volt, dan output power baterai sebesar 5 KW.
Ia berharap teknologi hybrid yang dikembangkan dapat membantu perkembangan teknologi otomotif dan motor sport di Indonesia.
Selain itu, menurut Yosh, melalui pengembangan teknologi itu diharapkan menghasilkan berbagai penghargaan dan gelar juara, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional pada kompetisi-kompetisi yang akan diikuti, serta menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berprestasi.
"Kami berharap inovasi dari Bimasakti ini tidak hanya berkontribusi bagi perkembangan otomotif di kalangan mahasiswa maupun tingkat nasional, namun juga dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan pantang menyerah dalam memajukan Tanah Air," kata Yosh Alfaninata.
"Perkembangan teknologi motor sport dunia yang semakin maju memotivasi Tim Bimasakti untuk mengambil langkah menjadi pionir teknologi hybrid powertrain di dunia motor sport Indonesia," kata Kapten Tim Bimasakti Generasi 12 Yosh Alfaninata melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Peluncuran resmi Riset Mobil Formula Student Hybrid berlangsung pada Minggu (22/1) di Garasi Tirtodipuran 17, Tujuan Coffee Yogyakarta.
Tim Bimasakti merupakan tim formula mahasiswa Indonesia pertama dari UGM yang dibentuk pada 2010 dan mulai mengikuti kompetisi pada tahun 2011.
Menurut Yosh, sebagai langkah awal menjadi pionir teknologi mobil formula hybrid di Indonesia, Tim Bimasakti telah menentukan beberapa keperluan desain yang ingin dikembangkan.
Selain itu, kata dia, Tim Bimasakti juga telah membuat visual tiga dimensi dari komponen-komponen sistem hybrid, yaitu sistem powertrain, drivetrain, dan energy storage system.
Yosh mengatakan riset teknologi hybrid itu dilakukan berdasarkan pengamatan pada teknologi yang telah diterapkan pada mobil Formula 1, supercar, dan juga mobil produksi lainnya berdasarkan kaidah "engineering workflow" yang baik mulai dari kalkulasi, analisis, dan validasi, serta melalui berbagai jurnal terkait.
Menurut dia, sistem hybrid yang dikembangkan Tim Bimasakti memiliki cara kerja yang serupa dengan teknologi hybrid pada mobil-mobil Formula 1, yaitu menggunakan Regenerative Braking System yang mampu memanfaatkan energi yang terbuang akibat proses pengereman sehingga mesin dapat bekerja secara lebih efisien, hemat bahan bakar, dan lebih rendah emisi gas karbon.
"Sistem ini juga mampu meningkatkan akselerasi dan juga performa mobil," kata dia.
Yosh menuturkan sistem yang dikembangkan akan memiliki kapasitas penyimpanan energi sebesar 500 Wh, voltase maksimum sebesar kurang dari 60 Volt, dan output power baterai sebesar 5 KW.
Ia berharap teknologi hybrid yang dikembangkan dapat membantu perkembangan teknologi otomotif dan motor sport di Indonesia.
Selain itu, menurut Yosh, melalui pengembangan teknologi itu diharapkan menghasilkan berbagai penghargaan dan gelar juara, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional pada kompetisi-kompetisi yang akan diikuti, serta menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berprestasi.
"Kami berharap inovasi dari Bimasakti ini tidak hanya berkontribusi bagi perkembangan otomotif di kalangan mahasiswa maupun tingkat nasional, namun juga dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan pantang menyerah dalam memajukan Tanah Air," kata Yosh Alfaninata.