Sultan HB X tegaskan pemimpin perlu kejernihan batin dan kesadaran etik

id Sultan HB X,Basuki Hadimujono,Gubernur DIY,Kagama,UGM,pemimpin

Sultan HB X tegaskan pemimpin perlu kejernihan batin dan kesadaran etik

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pidato dalam Kagama Regional Leaders Forum (KRLF) 2025 di Balai Senat UGM, Sleman, DIY, Jumat (12/12/2025). ANTARA/HO-Pemda DIY

Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa pemimpin membutuhkan kejernihan batin, kebijaksanaan moral, dan kesadaran etik dalam mengambil setiap keputusan.

"Kepemimpinan yang matang adalah kepemimpinan yang mampu mendengar isyarat, membaca tanda, dan menimbang keputusan dengan kesadaran etik, demi kemaslahatan yang lebih luas, dan berjangka panjang," ujar Sri Sultan dalam acara Kagama Regional Leaders Forum 2025 di Balai Senat UGM, Sleman, DIY, Jumat.

Sultan melanjutkan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari dua landasan utama, yakni kontrak sosial dan etos peradaban.

Menurut Sultan, tantangan kebangsaan hari ini tidak dapat dijawab hanya dengan kecakapan teknis dan administrasi, melainkan menuntut integritas moral, perawatan kepercayaan, dan penataan dialog.

"Dalam membaca ulang perjalanan bangsa, saya melihat, bahwa tantangan hari ini tidak dapat dijawab hanya dengan kecakapan teknis dan administrasi. Pemimpin juga harus mampu menjaga integritas moral, merawat kepercayaan, menata dialog, dan mempersatukan kepentingan," ujarnya.

Ia menambahkan kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini adalah kepemimpinan yang transenden sekaligus operasional, yakni yang mampu menerjemahkan visi jangka panjang ke dalam kebijakan terukur, konsisten menegakkan nilai, tetapi fleksibel dalam inovasi.

"Pemimpin seperti inilah yang akan menuntun bangsa keluar dari paradoks sejarahnya dan membawa transformasi menuju peradaban yang lebih adil, unggul, dan berkelanjutan," kata Sultan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Basuki Hadimuljono mengatakan Indonesia saat ini sedang dilanda bencana alam dan ada pengetatan fiskal.

Kedua hal tersebut menguji kemampuan leadership semua pemimpin untuk dapat menghasilkan penyelesaian persoalan dengan kebijakan yang tepat.

Alumnus Fakultas Teknik Geologi UGM ini menyampaikan bahwa kreativitas dan inovasi para pemimpin justru tumbuh ketika mereka menghadapi persoalan besar dan harus merumuskan solusi yang tepat.

"Kreativitas seseorang dalam menghadapi masalah itu bukan karena soalnya yang susah, tetapi tentang bagaimana kita menjawab soal itu," ujarnya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.