Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong petani menguasai ilmu pertanian supaya hasil pertanian lebih optimal sehingga pendapatan meningkat.
Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana di Kulon Progo, Rabu, mengatakan petani saat ini dirasa belum cukup menguasai ilmu pertanian secara tepat, khususnya pertanian modern yang menyesuaikan dengan dampak-dampak perkembangan teknologi dan perubahan iklim.
"Petani yang ada sekarang ini ilmu pertanian kuno itu sudah lupa, soal titen mongso kalau hewan ini berbunyi akan ada isyarat alam apa, kalau terlihat bintang di sana itu ada isyarat angin apa, itu sudah lupa, sedangkan ilmu pertanian modern belum tahu," kata Tri saat mengikuti kegiatan Gerakan Penanaman 1.000 Pohon Serentak oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wury Ma`ruf Amin secara virtual di Desa/Kalurahan Wijimulyo.
Ia berharap dukungan dari Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY maupun instansi terkait untuk dapat bersinergi meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani khususnya petani milenial untuk memajukan pertanian Kulon Progo.
"Jadi ada kebimbangan pada pelaku pertanian sekarang, hal ini menjadi tugas kita agar petani kita itu yang lama ingat lagi yang baru tambah memahami," harap Tri.
Mengenai gerakan penanaman serentak ini Tri berharap, pohon-pohon yang ditanam dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, mampu memberikan kesejahteraan sekaligus wujud pelestarian alam di Kulon Progo.
"Kami berharap gerakan penanaman hortikultura ini meningkatkan pendapatan petani," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan gerakan ini dalam rangka menyiapkan komoditas-komoditas pertanian khususnya hortikultura budi daya buah-buahan di Indonesia.
"Selain menjaga lingkungan, tetapi juga harapannya nanti untuk penumbuhan atau kembangkitan ekonomi masyarakat di pedesaan khususnya di semua lokasi di Indonesia," kata Sugeng.
Sugeng menambahkan untuk wilayah DIY program pengembangan hortikultura ini dipusatkan di Nanggulan. Tempat ini nantinya menjadi pusat pengembangan buah kelengkeng dan alpukat.
"Kami berharap pusat hortikultura di Nanggulan ini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan menjadi tempat tujuan wisata di Kulon Progo," katanya.
Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana di Kulon Progo, Rabu, mengatakan petani saat ini dirasa belum cukup menguasai ilmu pertanian secara tepat, khususnya pertanian modern yang menyesuaikan dengan dampak-dampak perkembangan teknologi dan perubahan iklim.
"Petani yang ada sekarang ini ilmu pertanian kuno itu sudah lupa, soal titen mongso kalau hewan ini berbunyi akan ada isyarat alam apa, kalau terlihat bintang di sana itu ada isyarat angin apa, itu sudah lupa, sedangkan ilmu pertanian modern belum tahu," kata Tri saat mengikuti kegiatan Gerakan Penanaman 1.000 Pohon Serentak oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wury Ma`ruf Amin secara virtual di Desa/Kalurahan Wijimulyo.
Ia berharap dukungan dari Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY maupun instansi terkait untuk dapat bersinergi meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani khususnya petani milenial untuk memajukan pertanian Kulon Progo.
"Jadi ada kebimbangan pada pelaku pertanian sekarang, hal ini menjadi tugas kita agar petani kita itu yang lama ingat lagi yang baru tambah memahami," harap Tri.
Mengenai gerakan penanaman serentak ini Tri berharap, pohon-pohon yang ditanam dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, mampu memberikan kesejahteraan sekaligus wujud pelestarian alam di Kulon Progo.
"Kami berharap gerakan penanaman hortikultura ini meningkatkan pendapatan petani," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan gerakan ini dalam rangka menyiapkan komoditas-komoditas pertanian khususnya hortikultura budi daya buah-buahan di Indonesia.
"Selain menjaga lingkungan, tetapi juga harapannya nanti untuk penumbuhan atau kembangkitan ekonomi masyarakat di pedesaan khususnya di semua lokasi di Indonesia," kata Sugeng.
Sugeng menambahkan untuk wilayah DIY program pengembangan hortikultura ini dipusatkan di Nanggulan. Tempat ini nantinya menjadi pusat pengembangan buah kelengkeng dan alpukat.
"Kami berharap pusat hortikultura di Nanggulan ini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan menjadi tempat tujuan wisata di Kulon Progo," katanya.