Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan kasus leptopirosis di wilayah ini hingga awal Februari 2023 relatif terkendali, meski ada empat warga dinyatakan positif leptospirosis.

Kepala Dinas Kesahatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Selasa, mengatakan hingga memasuki bulan kedua di 2023 atau melewati puncak musim hujan di Januari, jumlah penularan masih relatif terkendali.

"Pada saat musim hujan penyebaran penyakit leptospirosis ada potensi kenaikan. Di awal tahun ini ada empat warga yang dinyatakan menderita leptospirosis. Kami bersyukur keempatnya bisa disembuhkan sehingga belum ada yang ditemukan meninggal dunia,” kata Dewi.

Ia mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunungkidul, sepanjang 2022 ada 31 kasus leptospirosis, empat korban di antaranya meninggal dunia. Jumlah temuan ini merupakan yang tertinggi sejak kurun waktu 2018-2021.


“Untuk kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan 64 kasus serta 16 orang meninggal dunia,” katanya

Lebih lanjut, Dewi meminta masyarakat mewaspadai potensi penularan yang banyak disebabkan karena paparan air kencing tikus.

Penularan leptopirosis terjadi melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh. Gejala paling umum saat tertular yakni panas, bisa muncul rasa sakit di badan, mual muntah dan lain-lain, tergantung daya tahan tubuh.

Untuk itu, ia berharap kepada warga yang mengalami gejala sakit segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi risiko fatalitas dari penyakit yang diderita.

“Kalau bergejala, bisa langsung mengakses layanan kesehatan terdekat untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Leptopirosis bisa menyebabkan kematian karena yang diserang bagian ginjal,” katanya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengingatkan kepada masyarakat menjaga kondisi kesehatan. Cara ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih sehat dan makan makanan yang bergizi.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat sering berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.

"Olahraga tidak harus yang berat-berat karena dengan jalan, senam, sepeda juga bisa. Yang terpenting rutin dan konsisten karena dengan kesehatan maka aktivitas akan lebih mudah dan hasilnya juga optimal,” katanya.

Pewarta : Sutarmi
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024