Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat produksi jagung mencapai 221.015,75 ton pipil kering selama Januari - Februari 2023 dengan luas lahan panen 44.902 hektare.
"Produktivitas panen jagung mencapai 47,22 kuintal pipil kering per hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Jumat.
Ia mengatakan jagung merupakan salah satu komoditas yang diunggulkan selain padi. Pada 2022, tercatat hasil jagung dari petani Gunungkidul mencapai 228.861 ton.
"Kami berharap hasil panen jagung petani di Gunungkidul dapat optimal," katanya.
Sementara itu, petani di Desa/Kalurahan Katongan Mugiyanton mengatakan hasil panen jagung cukup baik pada musim panen saat ini. Jagung yang sudah dipanen masih disimpan di rumah dan belum dipipil karena beralih fokus untuk memanen padi.
Nantinya, jagung yang sudah ia panen segera dipipil dan dijemur agar bisa segera dijual.
Ia menanam jagung di lahan sekitar satu hektare yang tidak jauh dari rumahnya. Setiap kali panen bisa menghasilkan sekitar satu ton pipil kering jagung yang siap jual.
Harga jagung di tingkat petani cukup rendah, yakni Rp4.300 per kilogram. Saat panen jagung tahun lalu, harga jual jagung mencapai Rp5.500 per kilogram.
"Kami berharap harga jagung naik kembali. Saat ini, jagung hasil panen kami jemur dan disimpan," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta melihat langsung penyimpanan produksi jagung di Kelompok Tani Dadi Makmur, Gedong, Sawahan, Ponjong.
Di sini masyarakat mempunyai kearifan lokal, menyimpan jagung dengan anjang-anjang yang diletakkan di depan rumah. Penyimpanan model ini dipercaya masyarakat meningkatkan kualitas jagung hingga bisa tahan sampai 4-5 bulan.
“Ini unik, kearifan lokal yang perlu dipertahankan. Ini lumbung pangan tradisional yang hampir semua masyarakat memiliki,” kata Sunaryanta.
"Produktivitas panen jagung mencapai 47,22 kuintal pipil kering per hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Jumat.
Ia mengatakan jagung merupakan salah satu komoditas yang diunggulkan selain padi. Pada 2022, tercatat hasil jagung dari petani Gunungkidul mencapai 228.861 ton.
"Kami berharap hasil panen jagung petani di Gunungkidul dapat optimal," katanya.
Sementara itu, petani di Desa/Kalurahan Katongan Mugiyanton mengatakan hasil panen jagung cukup baik pada musim panen saat ini. Jagung yang sudah dipanen masih disimpan di rumah dan belum dipipil karena beralih fokus untuk memanen padi.
Nantinya, jagung yang sudah ia panen segera dipipil dan dijemur agar bisa segera dijual.
Ia menanam jagung di lahan sekitar satu hektare yang tidak jauh dari rumahnya. Setiap kali panen bisa menghasilkan sekitar satu ton pipil kering jagung yang siap jual.
Harga jagung di tingkat petani cukup rendah, yakni Rp4.300 per kilogram. Saat panen jagung tahun lalu, harga jual jagung mencapai Rp5.500 per kilogram.
"Kami berharap harga jagung naik kembali. Saat ini, jagung hasil panen kami jemur dan disimpan," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta melihat langsung penyimpanan produksi jagung di Kelompok Tani Dadi Makmur, Gedong, Sawahan, Ponjong.
Di sini masyarakat mempunyai kearifan lokal, menyimpan jagung dengan anjang-anjang yang diletakkan di depan rumah. Penyimpanan model ini dipercaya masyarakat meningkatkan kualitas jagung hingga bisa tahan sampai 4-5 bulan.
“Ini unik, kearifan lokal yang perlu dipertahankan. Ini lumbung pangan tradisional yang hampir semua masyarakat memiliki,” kata Sunaryanta.