Yogyakarta (ANTARA) - Produk Minyakita kembali masuk ke sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta setelah sempat langka selama sekitar tiga bulan, namun penjualan kepada konsumen masih dibatasi maksimal dua liter per hari.
“Pekan ini, kami menerima 13 ton Minyakita dan produk ini langsung didistribusikan ke pedagang di empat pasar tradisional masing-masing 10 pedagang," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani di Yogyakarta, Kamis.
Pasar tradisional yang menjadi sasaran distribusi Minyakita di Yogyakarta adalah Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Pasar Beringharjo, dan Pasar Prawirotaman dengan harga jual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan yaitu Rp14.000 per liter.
Setiap pedagang akan menerima tujuh karton minyak yang masing-masing berisi 12 botol kemasan satu liter setiap pekannya atau total 84 liter per pedagang.
Menurut Ambar, kuota Minyakita yang akan didistribusikan ke pasar tradisional Kota Yogyakarta akan terus ditambah setelah ada kesepakatan antara Kementerian Perdagangan dengan PT RNI untuk menambah pasokan sebanyak 60 ton di DIY.
“Kami pun akan menambah pasar yang menjadi sasaran distribusi yaitu di Pasar Sentul dan Lempuyangan. Jumlah pedagang yang menjual produk tersebut juga akan ditambah,” katanya.
Distribusi Minyakita ditujukan kepada pedagang yang sudah tercatat dengan kuota tertentu. Pedagang juga diminta melampirkan sejumlah syarat dan menandatangani pakta integritas yang berisi komitmen menjual Minyakita dengan harga yang sudah ditetapkan.
Meskipun Minyakita sempat mengalami kelangkaan, namun Ambar memastikan persediaan minyak goreng cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pemenuhan minyak goreng tidak hanya dari Minyakita tetapi ada beberapa merek minyak lain yang juga dijual. Persediaannya pun sangat cukup bahkan bisa dikatakan berlebih," katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Beringharjo Subaniat mengatakan kelangkaan Minyakita sudah terjadi sekitar tiga hingga empat bulan lalu.
"Hari ini mulai ada distribusi tetapi jumlahnya masih terbatas tetapi akan dilakukan secara rutin satu pekan sekali," katanya.
Subaniat mengatakan, 84 liter minyak yang diterima tersebut dimungkinkan akan langsung ludes dalam waktu singkat. "Harga Minyakita memang yang terendah dibanding minyak goreng merek lain. Makanya banyak dicari masyarakat," katanya yang akan menjual maksimal satu liter untuk satu konsumen.
Distribusi Minyakita tidak hanya dilakukan di pasar tradisional Kota Yogyakarta tetapi juga di pasar di empat kabupaten lain di DIY.
Minyakita yang didistribusikan tersebut merupakan bagian dari produk yang sudah tersimpan cukup lama di gudang dan menjadi temuan Kementerian Perdagangan karena tidak segera didistribusikan.
Total temuan 505 ton yang kemudian didistribusikan ke Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga Syailendra yang melakukan pemantauan distribusi Minyakita di Yogyakarta berharap distribusi tersebut bisa mengatasi kelangkaan Minyakita.
"Perlu dipahami bahwa Minyakita bukan minyak curah meskipun ada produk dalam bentuk curah dan ada juga dalam bentuk kemasan,” katanya.
Terkait kelangkaan, Syailendra menyebut jika kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal seperti lebih banyak produk dalam bentuk curah yang masuk ke pasar dibanding produk kemasan.
"Selain itu, sempat ada kendala cuaca sehingga mempengaruhi distribusi bahan utama yang dibutuhkan untuk produksi namun saat ini sudah teratasi," katanya.
Syailendra juga mengatakan sudah ada komitmen untuk menambah produksi Minyakita sebagai salah satu antisipasi meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Distribusi Minyakita juga terpantau sehingga kami mengetahui jumlah yang sudah masuk ke daerah tertentu," katanya yang menyebut pasokan ke DIY sudah mencapai sekitar 1.120 ton baik dalam bentuk kemasan maupun curah.
“Pekan ini, kami menerima 13 ton Minyakita dan produk ini langsung didistribusikan ke pedagang di empat pasar tradisional masing-masing 10 pedagang," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani di Yogyakarta, Kamis.
Pasar tradisional yang menjadi sasaran distribusi Minyakita di Yogyakarta adalah Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Pasar Beringharjo, dan Pasar Prawirotaman dengan harga jual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan yaitu Rp14.000 per liter.
Setiap pedagang akan menerima tujuh karton minyak yang masing-masing berisi 12 botol kemasan satu liter setiap pekannya atau total 84 liter per pedagang.
Menurut Ambar, kuota Minyakita yang akan didistribusikan ke pasar tradisional Kota Yogyakarta akan terus ditambah setelah ada kesepakatan antara Kementerian Perdagangan dengan PT RNI untuk menambah pasokan sebanyak 60 ton di DIY.
“Kami pun akan menambah pasar yang menjadi sasaran distribusi yaitu di Pasar Sentul dan Lempuyangan. Jumlah pedagang yang menjual produk tersebut juga akan ditambah,” katanya.
Distribusi Minyakita ditujukan kepada pedagang yang sudah tercatat dengan kuota tertentu. Pedagang juga diminta melampirkan sejumlah syarat dan menandatangani pakta integritas yang berisi komitmen menjual Minyakita dengan harga yang sudah ditetapkan.
Meskipun Minyakita sempat mengalami kelangkaan, namun Ambar memastikan persediaan minyak goreng cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pemenuhan minyak goreng tidak hanya dari Minyakita tetapi ada beberapa merek minyak lain yang juga dijual. Persediaannya pun sangat cukup bahkan bisa dikatakan berlebih," katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Beringharjo Subaniat mengatakan kelangkaan Minyakita sudah terjadi sekitar tiga hingga empat bulan lalu.
"Hari ini mulai ada distribusi tetapi jumlahnya masih terbatas tetapi akan dilakukan secara rutin satu pekan sekali," katanya.
Subaniat mengatakan, 84 liter minyak yang diterima tersebut dimungkinkan akan langsung ludes dalam waktu singkat. "Harga Minyakita memang yang terendah dibanding minyak goreng merek lain. Makanya banyak dicari masyarakat," katanya yang akan menjual maksimal satu liter untuk satu konsumen.
Distribusi Minyakita tidak hanya dilakukan di pasar tradisional Kota Yogyakarta tetapi juga di pasar di empat kabupaten lain di DIY.
Minyakita yang didistribusikan tersebut merupakan bagian dari produk yang sudah tersimpan cukup lama di gudang dan menjadi temuan Kementerian Perdagangan karena tidak segera didistribusikan.
Total temuan 505 ton yang kemudian didistribusikan ke Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga Syailendra yang melakukan pemantauan distribusi Minyakita di Yogyakarta berharap distribusi tersebut bisa mengatasi kelangkaan Minyakita.
"Perlu dipahami bahwa Minyakita bukan minyak curah meskipun ada produk dalam bentuk curah dan ada juga dalam bentuk kemasan,” katanya.
Terkait kelangkaan, Syailendra menyebut jika kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal seperti lebih banyak produk dalam bentuk curah yang masuk ke pasar dibanding produk kemasan.
"Selain itu, sempat ada kendala cuaca sehingga mempengaruhi distribusi bahan utama yang dibutuhkan untuk produksi namun saat ini sudah teratasi," katanya.
Syailendra juga mengatakan sudah ada komitmen untuk menambah produksi Minyakita sebagai salah satu antisipasi meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Distribusi Minyakita juga terpantau sehingga kami mengetahui jumlah yang sudah masuk ke daerah tertentu," katanya yang menyebut pasokan ke DIY sudah mencapai sekitar 1.120 ton baik dalam bentuk kemasan maupun curah.